SEGENAP Warga Negara Indonesia (WNI) di Austria diharapkan memiliki jiwa dan dorongan batin yang kuat untuk bertemu Tuhan melalui kehadiran di gereja.
Demikian salah satu pesan yang disampaikan oleh Romo Antonius Dewa OCD. Disampaikan di dalam homilinya pada kesempatan Ibadat Ekumene Natal dengan Keluarga Kristen Indonesia di Wina, Austria (The Indonesische Christliche Gemeinde in Wien – Österreich) di Pfarrkirche am Tabor, Wina, Sabtu, 16 Desember 2023.
Romo Antonius atau kerap disapa Romo Anton OCD, menyoroti semakin sedikitnya warga Eropa yang datang ke gereja untuk berdoa.
“Saya ajak kita semua merenungkan, mengapa gereja-gereja -terutama di Eropa- sekarang ini sudah mau ditutup? Pada hari Minggu tidak banyak orang yang datang? Persoalan yang mendasar adalah karena jiwa yang kuat dari dalam sudah tidak ada lagi, dorongan batin yang kuat untuk bertemu Tuhan itu sudah tidak ada,” kata Romo Anton yang sudah 10 tahun berkarya di Austria.
Misa Natal tahun ini mengambil tema “Kemuliaan bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi”. Diambil dari teks Injil Lukas bab 2 ayat 14. Bacaan Injil ini menceritakan bagaimana para gembala yang sedang menjaga ternak pada malam hari didatangi malaikat yang mengabarkan kelahiran Sang Juruselamat. Gembala-gembala lalu pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi sebagaimana diberitahukan oleh Tuhan melalui perantaraan para malaikat.
“Para gembala itu pergi, karena ada dorongan yang kuat dalam diri. Pesan malaikat itu benar-benar merasuki lubuk dan jiwa mereka. Sehingga mau tidak mau -biarpun malam hari- mereka pergi menjumpai Tuhan Yesus. Dari sini, kita belajar, kalau mau bertemu dengan Tuhan, harus ada pergerakan jiwa, harus ada dorongan batin yang kuat,“ kata Romo Anton.
Romo Anton menambahkan, sama halnya dengan merayakan misa di gereja. Tanpa dorongan batin yang kuat, umat akan cenderung mencari alasan pembenaran untuk tidak menemui Tuhan. Oleh karena itu, umat diajak untuk menjadikan Natal sebagai momen untuk mengasah kembali batin dan menemukan Tuhan di dalam jiwa.
Sejak tahun 1963
Ibadat Natal Keluarga Kristen Indonesia di Austria (KKIA) tahun 2023 dipimpin oleh Romo Thomas Julivadistanto Pr dan dihadari sekitar 230 orang. Perayaan Ekaristi berlangsung mengunakan Bahasa Indonesia. Kegiatan macam ini sudah berlangsung sejak tahun 1963.
“Di Wina, Austria, agak sedikit istimewa, karena Keuskupan Agung Wina punya perhatian khusus untuk melayani komunitas-komunitas berbahasa asing. Mereka punya keyakinan teologis bahwa makin banyak bahasa yang dipakai dalam liturgi, maka makin Katoliklah gereja itu,” kata Romo Julivadistanto atau biasa disapa Romo Tanto yang bertugas menjadi pastor pendamping (seelsorge) komunitas sejak tahun 2017.
60 tahun Komunitas KKIA
Ibadat sekaligus Perayaan Natal 2023 yang berlangsung setelah misa, menandai 60 tahun berdirinya komunitas KKIA. Petrus Canisius Prijapratama, salah satu pendiri komunitas, saat ini berusia 90 tahun. Ia sekaligus menjadi pendiri Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Austria. Juga menyediakan diri hadir dalam kegiatan tersebut.
Tamu dan undangan lainnya yang hadir antara lain:
- Duta Besar Indonesia untuk Austria: Bpk. Damos Dumoli Agusman.
- Direktur Nasional Pelayanan Pastoral Komunitas Katolik Berbahasa Asing se-Austria dan Pemimpin Utama Rektorat Pelayananan Komunitas Katolik Berbahasa Asing Keuskupan Agung Vienna: Alexander Kraljic.
- Wakil Uskup sekaligus Pastor Militer di Keuskupan Burgenland-Austria: Alexander Wessely.
- Perwakilan Warga Pengajian Indonesia di Austria.
- Perwakilan WNI beragama Budha dan Hindu di Austria.
- PPI Austria.
Acara dimeriahkan dengan hiburan berupa pertunjukan pantomim, menari, menyanyi, band, pembagian hadiah oleh St. Nikolaus untuk anak-anak, dan menyantap kuliner khas Indonesia.