“Nggutuk Lor Kena Kidul”

0
Doryudana, tokoh wayang. (Ist)

Puncta 13 Mei 2024
Senin Paskah VII
Yohanes 16: 29-33

DURYUDANAjudheg” alias bingung, karena kekalahan dalam Perang Baratayuda. Bisma gugur, Durna sudah mati, Dursasana juga mati. Terakhir Adipati Karna yang dijagokan ternyata juga gugur di Medan Kurusetra oleh panah Arjuna.

Ia tidak berani menyuruh Prabu Salya untuk maju perang, karena Salya adalah mertuanya. Dalam kegundahannya, ia menyindir dengan bahasa kiasan. Salya dianggap hanya hidup enak-enak di Hastina. Salya adalah seorang raja yang dimuliakan, tetapi tidak mau membalas budi. Duryudana menduga ada “mata-mata” Pandawa. Salya dianggap tidak tahu berterimakasih.

Dengan menggunakan bahasa kiasan, ibaratnya Raja Hastina itu “nggutuk lor kena kidul” atau “sedhakep nanging ngawe-awe”. Bahasa kiasan atau peribahasa “nggutuk lor kena kidul” artinya memukul di utara, tetapi yang kena adalah yang di selatan.

Kalimat kiasan “sedhakep nanging ngawe-awe” arti yang dimaksud adalah diam berpangku tangan, tetapi sebenarnya tangannya melambai-lambai mengajak atau menyuruh orang.

Yesus berbicara terus terang, tidak lagi memakai kiasan. Para murid mulai memahami bahwa Yesus datang dari Allah. Mereka berkata, “Lihat sekarang Engkau berkata-kata terus terang dan Engkau tidak memakai kiasan. Sekarang kami tahu bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya bahwa Engkau datang dari Allah.”

Karena para murid sudah mulai percaya, maka Yesus membuka tabir misteri kedatangan-Nya. Bahwa Ia akan menderita sengsara dan mati disalibkan. Bahwa para murid juga akan mengalami penderitaan seperti Diri-Nya.

Namun Yesus juga menguatkan murid-murid-Nya, “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu memperoleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”

Para murid akan mengalami tantangan besar dalam mengikuti Yesus. Para murid-Nya juga akan mengalami penderitaan besar sebagaimana Dia disalibkan.

Tetapi bagi mereka yang setia dan percaya, mereka akan mampu mengalahkan kesengsaraan dunia itu. Dengan terus terang Yesus menjelaskan konsekwensi menjadi murid-murid-Nya.

Bagi mereka yang percaya, ini adalah kesempatan menunjukkan komitmennya dan Yesus menguatkan para murid-Nya bahwa sebagaimana Sang Guru telah mengalahkan dunia, begitu pula para murid akan menjadi pemenang atas dunia.

Marilah kita menjadi murid yang berani menghadapi tantangan karena Yesus akan menyertai kita sebagaimana Bapa juga menyertai Dia.

Mau ke Turi Somohitan,
Melewati Candi Prambanan.
Hidup ini penuh tantangan,
Kita tidak berjalan sendirian.

Cawas, hadapi segala rintangan
Rm. A. Joko Purwanto Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version