”Nglunjak”

0
Jangan nglunjak

Bacaan 1: Yes 10:5-7.13-16

Injil: Mat 11:25-27

“Nglunjak” adalah bahasa gaul yang berasal dari bahasa Jawa, artinya julukan kepada seseorang atau teman yang suka menusuk dari belakang. Pas kita tidak ada, malah ngomong jelek-jelekin kita.

Suatu ketika saya merekrut seorang staff “Personal Assistant” yang tugasnya membantu saya dalam menangani hal-hal detil setiap pekerjaan kami. Namun seiring waktu, kinerjanya malah melenceng dari yang diharapkan. Dia bertindak “bossy” (berlagak boss) terhadap staf-staf yang lain, “nglunjak” dari wewenang yang dipunyai mentang-mentang jabatannya adalah “Personal Assistant” saya.

Tim jadi rusak dan pekerjaan malah kacau. Akhirnya saat kontrak kerjanya berakhir, kami memutuskan untuk tidak memperpanjang lagi.

Kerajaan Asyur “nglunjak” saat dipakai alat Tuhan.

Tuhan bermaksud “hanya menghukum” (bukan membinasakan) bangsa Israel yang telah murtad menyembah berhala melalui Bangsa Asyur. Namun kemenangan mereka atas bangsa Israel menjadikannya sombong, merasa hebat dan lupa bahwa kekuatan mereka berasal dari penyertaan Tuhan.

Kesombongan Asyur telah membawanya pada kehancuran sendiri kelak, sebab mereka lupa diri.

Allah tetap menyayangi “Bangsa Pilihan-Nya” dan tidak bermaksud membinasakannya.

“Sebab Tuhan tidak akan membuang umat-Nya, dan milik pusaka-Nya tidak akan Ia tinggalkan; sebab hukum akan kembali kepada keadilan, dan semua orang yang tulus hati akan mematuhi.” (Mzm 94:14).

Demikian janji-Nya.

Segala kelebihan dan kepintaran kadang bisa membuat manusia menjadi sombong. Hal ini tercermin dalam sabda Tuhan Yesus:

“Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil._

Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.”

Orang-orang yang diberi karunia kelebihan dan kepintaran sering menggunakannya untuk kejahatan. Mereka lupa dan “nglunjak” bahwa apa yang dimiliki itu adalah karunia Tuhan dan agar digunakan untuk kemaslahatan (sesuatu yang mendatangkan kebaikan).

Para ulama Yahudi yang paham dan mengusai Kitab Suci semestinya mengenali dan paham keilahian Tuhan Yesus. Namun justru pura-pura tidak tahu dan menggunakan keahlian agamanya untuk menindas kaum lemah.

Sementara mereka yang “dianggap bodoh” secara agama, mudah menerima keilahian Tuhan Yesus.

Pesan hari ini

Semoga kita tidak dibutakan oleh “kelebihan, kuasa serta kepintaran” yang dimiliki. Sebab semua itu adalah bukti penyertaan Tuhan dalam hidup manusia untuk digunakan dalam kebaikan.

Jangan “nglunjak”.

“Jangan sombong dengan apapun yang kamu miliki karena Tuhan bisa saja mengambilnya dalam sekejap mata.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version