“WOW, ayune pol.”
Itulah ungkapan spontan kami, saat berpapasan di sudut lorong biara dengan Mbak Sul, salah satu karyawati Biara Rubiah Karmelites Flos Carmeli Batu, Jatim
Tidak seperti biasanya, pagi itu Mbak Sul berangkat bekerja dengan make-up lengkap. Singkat cerita, ternyata kemarin ia sengaja mengambil jatah cutinya untuk bisa mengikuti Karnaval Sandukan.
Sandukan adalah salah satu kesenian khas tradisional di Kota Batu, dimana sejumlah laki-laki dan perempuan dengan dandanan khas Madura berjalan sambil menari diiringi musik campursari.
Baca juga:
- Biara Rubiah Karmelites “Flos Carmeli” Batu: Tak Bersentuhan dengan Dunia Luar (1)
- Biara Rubiah Karmelites “Flos Carmeli” Batu: Kesederhanaan Ada di Mana-mana (3)
- Biara Rubiah Karmel Flos Carmeli Batu: Indahnya Rangkaian Daun di Masa Adven
Ketika kami bertanya mengapa riasan make-up kok belum dihapus, maka dengan riangnya dia pun menceritakan demikian. Katanya waktu itu, dia ingin berbagi
kebahagiannya dengan para suster rubiah karmelit di balik tembok biara.
”Suster kan tidak boleh keluar untuk menonton karnaval. Jadi make-up wajah saya yang kemarin ini tidak saya bersihkan dulu, sehingga hari ini suster-suster masih dapat melihat dandanan saya yang kemarin itu,” terangnya dengan kemayu.
“Oh my God…”
Begitulah cerita Mbak Sul dengan polosnya dan ternyata sejak siang kemarin saat mandi, Mbak Sul rela berkurban untuk tidak membersihkan wajahnya. Begitu juga semalaman ia tidur terlentang sampai pagi demi masih rapid an utuhnya hiasan make-up.
Kreatif juga Mbak Sul ini.
Terima kasih Mbak, pagi ini kami para suster telah kau gembirakan dengan melihat wajah cantikmu walau telah ‘kadaluarsa’.
Ungkapan kasihmu yang sungguh jenaka itu sampai membuat kami tersenyum-senyum geli.
Sungguh semakin indahnya pagi ini terasa ceria dan penuh suka-cita.
Mbak Sul telah turut memberi warna dalam keseharian keheningan komunitas kami. Mbak Sul ternyata juga menjadi utusan Tuhan sebagai salah satu pewarta dan juga tentunya penggembira bagi hidup harian kami.
Setelah mempersilahkan Mbak Sul membersihkan wajahnya supaya segar maka kulanjutkan langkah kakiku menyusuri lorong gang biaraku, sambil kupanjatkan doa kepada Sang Pemberi kebahagiaan abadi.
Indahnya berbagi
Terima kasih ya Tuhan. Engkau telah memberi Mbak Sul menjadi bagian dalam keluarga komunitas biara kami.
Mbak Sul telah turut mengingatkan kepada kami bahwa berbagi itu indah. Menyegarkan suasana dan dapat membahagiakan orang lain, tak terkecuali diri sendiri turut merasakannya.
Berkatilah ya Tuhan Mbak Sul dan keluarganya, berilah rahmat yang dibutuhkannya saat ini. Semoga kami pun dapat berbagi kepada siapa saja, baik yang dapat kami jumpai secara fisik maupun yang dapat kami jumpai dalam bentuk dan kesempatan yang lain, sesuai dengan cara hidup harian kami sebagai biarawati rubiah Karmel di Flos-Carmeli. Amin.