KETIKA orang lain bertanya apa kelebihan dan kelemahan kita, sering kali yang terjadi kita terdiam, lalu berpikir lama dan tidak langsung menjawab. Padahal kita sudah lama hidup di dunia ini, bergaul dengan lingkungan sosial. Sayang, kita tetap tak kenal diri sendiri.
Bahkan ketika diminta untuk menuliskan kelebihan dan kelemahannya, sebagian besar orang cenderung melihat diri mereka negatif. Lebih mudah mengidentifikasi kelemahan daripada kelebihan diri. Ini menunjukkan bahwa persepsi terhadap diri sendiri sangat rendah.
Demikian pula yang terjadi pada 30-an orang muda Katolik (OMK) Garut yang selama dua hari semalam dari 29-30 Agustus mengadakan kumpul ceria alias KUCER di Pondok Tempayan Garut dengan tema “Siap Diutus”
OMK yang sebagian besar masih duduk di bangku SMP berusia 13-15 tahun ini diajak mengenali diri di awal sesi. Selama beberapa saat mereka diminta untuk menulis kelebihan dan kekurangan.
“Kelebihan ini lebih ke sifat kalian ya, misalnya kelebihan saya adalah: saya kreatif, sabar, suka menolong, empati, dsb. Kelemahan saya seperti pemarah, sensitif, reaktif, malas, dan masih banyak lagi,”ujar sang motivator, Abdi Susanto.
Dari 30 peserta, hanya 3 anak yang menyatakan daftar kelebihannya lebih banyak dibanding daftar kelemahannya. Sementara yang lain daftar kelemahannya jauh lebih banyak dibanding daftar kelebihannya.
Gejala ini menurut Abdi yang juga seorang hipnoterapis dan wartawan menunjukkan bahwa persepsi diri anak-anak ini masih kurang baik alias self esteem-nya masih rendah. Menurut Abdi, ini dialami sebagian besar orang.
“Ini harus diubah, karena ini tidak baik. Orang akan kurang percaya diri karena memandang dirinya negatif, tidak ada nilainya, tidak bisa berbuat apa-apa,”ujar Abdi.
Karena itu, dalam sesi selanjutnya Abdi mengajak OMK Garut membuat investaris kelebihan diri dengan metode refleksi. Cara ini rupanya baru diketahui para remaja ini karena ketika ditanya apakah pernah melakukan hal ini, semuanya menjawab belum pernah.
Intinya, setiap anak diminta untuk melihat sebanyak-banyaknya rahmat yang diterimanya dari Tuhan dan merenungkannya lalu mensyukurinya. Lalu, di kehidupan sehari-hari, anak-anak diminta untuk melihat hal-hal baik dalam dirinya satu hari satu kelebihan kemudian mensyukurinya.
“Dengan begini kalian lama-lama akan bangga dengan diri sendiri dan makin pede,”ujar Abdi.