Home KITAB SUCI & RENUNGAN HARIAN Orang Berhasil Bukan yang Targetnya Tak Pernah Meleset

Orang Berhasil Bukan yang Targetnya Tak Pernah Meleset

0

Anda pernah gagal dalam hidup ini? Rasanya kita semua pernah gagal dalam hidup ini. Soalnya, bagaimana Anda menyikapi kegagalan itu? Apakah Anda terpuruk dan jatuh? Atau justru kegagalan itu menjadi alat pemacu untuk meraih kesuksesan dalam hidup?

Penyelenggaraan Piala Dunia 2010 lalu berakhir dengan gemilang. Spanyol menjadi kampiun alias juara dunia. Trofi piala dunia pun menjadi milik tim matador itu. Mereka akan mempertahankannya dua tahun mendatang di Brasil. Banyak hal yang dapat diambil hikmahnya dari ajang sepakbola sejagat itu.

Salah satu hal yang dapat diambil hikmahnya adalah kegagalan dari tim tuan rumah, Afrika Selatan. Sebagai tuan rumah, Afrika Selatan diharapkan berkiprah hingga babak final. Sayang, tim berjuluk Bafana Bafana ini hanya sampai di babak 16 besar. Mimpi mereka untuk mengangkat trofi kemenangan digagalkan oleh tim yang lebih kuat.

Meski pada pertandingan terakhir tim Afrika Selatan mengalahkan mantan juara dunia, yaitu Prancis, mereka kalah selisih gol dari tim Mexico. Untuk hal ini, sang pelatih yaitu Carlos Alberto Pareira merasa timnya tidak gagal. Justru ia melihat hal ini sebagai suatu kemajuan besar sepakbola Afrika.

“Kami kecewa karena tidak lolos, tapi saya tidak melihatnya sebagai sebuah kegagalan. Apalagi kami telah mengalahkan mantan juara dunia dan juara Eropa,” kata Carlos A Pareira.

Kadang meleset
Sahabat, dalam hidup ini kita memiliki banyak target pribadi. Kita telah punya bidikan-bidikan yang mau kita raih. Namun kadang-kadang bidakan kita itu meleset. Ada banyak hal menyebabkannya. Misalnya, kita lengah dalam menjaga sasaran bidik kita. Semestinya kita bidik dengan fokus yang tepat. Namun karena berbagai persoalan yang kita hadapi lalu bidikan kita nyasar.

Kita tentu punya rasa percaya diri yang tinggi untuk meraih target-target yang telah kita buat. Namun tidak selamanya kita berhasil. Ada yang kemudian merasa kegagalan dirinya sebagai sesuatu yang membawa kegelapan dalam hidupnya. Orang seperti ini kemudian meratapi dirinya. Orang seperti ini tidak mau menerima kenyataan dirinya. Lantas putus asa menjadi bagian yang tak terpisahkan dari dirinya.

Kisah kegagalan tim sepakbola Afrika Selatan tadi memberi inspirasi bagi kita untuk melihat kegagalan sebagai suatu kesempatann untuk belajar. Kita belajar membuat strategi-strategi baru untuk mengatasi kesalahan dan kekeliruan yang telah kita buat. Kita merintis kembali hal-hal yang baru untuk meraih kesuksesan dalam hidup.

Kata orang, kegagalan adalah guru yang paling baik. Soalnya adalah sering orang memandang kegagalan sebagai batu sandungan dalam hidupnya. Orang tidak mau belajar dari kegagalan itu. Kegagalan menjadi kesempatan untuk mengintrospeksi diri. Kita belajar bersyukur atas segala kebaikan yang sudah kita terima dari Tuhan.

Karena itu, orang beriman mesti memiliki kesabaran dalam hidupnya. Dengan kesabaran itu, orang beriman akan menemukan bahwa hidup ini menjadi suatu kesempatan untuk melakukan hal-hal baik bagi Tuhan dan sesama.

Orang yang berhasil itu bukan orang yang targetnya tidak pernah meleset. Namun orang yang berhasil itu orang yang tidak pernah putus asa dalam menghadapi berbagai rintangan dalam hidupnya. “Tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali” (Amsal 24:16). Artinya, orang seperti ini tidak pernah putus harapan. Ia akan terus menjalani hidupnya meski banyak tantangan dan rintangan. Mari kita berusaha melihat kegagalan dalam hidup kita sebagai kesempatan untuk melakukan hal-hal spektakuler dalam hidup. Tuhan memberkati.

Anda pernah gagal dalam hidup ini? Rasanya kita semua pernah gagal dalam hidup ini. Soalnya, bagaimana Anda menyikapi kegagalan itu? Apakah Anda terpuruk dan jatuh? Atau justru kegagalan itu menjadi alat pemacu untuk meraih kesuksesan dalam hidup?

Penyelenggaraan Piala Dunia 2010 lalu berakhir dengan gemilang. Spanyol menjadi kampiun alias juara dunia. Trofi piala dunia pun menjadi milik tim matador itu. Mereka akan mempertahankannya dua tahun mendatang di Brasil. Banyak hal yang dapat diambil hikmahnya dari ajang sepakbola sejagat itu.

Salah satu hal yang dapat diambil hikmahnya adalah kegagalan dari tim tuan rumah, Afrika Selatan. Sebagai tuan rumah, Afrika Selatan diharapkan berkiprah hingga babak final. Sayang, tim berjuluk Bafana Bafana ini hanya sampai di babak 16 besar. Mimpi mereka untuk mengangkat trofi kemenangan digagalkan oleh tim yang lebih kuat.

Meski pada pertandingan terakhir tim Afrika Selatan mengalahkan mantan juara dunia, yaitu Prancis, mereka kalah selisih gol dari tim Mexico. Untuk hal ini, sang pelatih yaitu Carlos Alberto Pareira merasa timnya tidak gagal. Justru ia melihat hal ini sebagai suatu kemajuan besar sepakbola Afrika.

“Kami kecewa karena tidak lolos, tapi saya tidak melihatnya sebagai sebuah kegagalan. Apalagi kami telah mengalahkan mantan juara dunia dan juara Eropa,” kata Carlos A Pareira.

Kadang meleset
Sahabat, dalam hidup ini kita memiliki banyak target pribadi. Kita telah punya bidikan-bidikan yang mau kita raih. Namun kadang-kadang bidakan kita itu meleset. Ada banyak hal menyebabkannya. Misalnya, kita lengah dalam menjaga sasaran bidik kita. Semestinya kita bidik dengan fokus yang tepat. Namun karena berbagai persoalan yang kita hadapi lalu bidikan kita nyasar.

Kita tentu punya rasa percaya diri yang tinggi untuk meraih target-target yang telah kita buat. Namun tidak selamanya kita berhasil. Ada yang kemudian merasa kegagalan dirinya sebagai sesuatu yang membawa kegelapan dalam hidupnya. Orang seperti ini kemudian meratapi dirinya. Orang seperti ini tidak mau menerima kenyataan dirinya. Lantas putus asa menjadi bagian yang tak terpisahkan dari dirinya.

Kisah kegagalan tim sepakbola Afrika Selatan tadi memberi inspirasi bagi kita untuk melihat kegagalan sebagai suatu kesempatann untuk belajar. Kita belajar membuat strategi-strategi baru untuk mengatasi kesalahan dan kekeliruan yang telah kita buat. Kita merintis kembali hal-hal yang baru untuk meraih kesuksesan dalam hidup.

Kata orang, kegagalan adalah guru yang paling baik. Soalnya adalah sering orang memandang kegagalan sebagai batu sandungan dalam hidupnya. Orang tidak mau belajar dari kegagalan itu. Kegagalan menjadi kesempatan untuk mengintrospeksi diri. Kita belajar bersyukur atas segala kebaikan yang sudah kita terima dari Tuhan.

Karena itu, orang beriman mesti memiliki kesabaran dalam hidupnya. Dengan kesabaran itu, orang beriman akan menemukan bahwa hidup ini menjadi suatu kesempatan untuk melakukan hal-hal baik bagi Tuhan dan sesama.

Orang yang berhasil itu bukan orang yang targetnya tidak pernah meleset. Namun orang yang berhasil itu orang yang tidak pernah putus asa dalam menghadapi berbagai rintangan dalam hidupnya. “Tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali” (Amsal 24:16). Artinya, orang seperti ini tidak pernah putus harapan. Ia akan terus menjalani hidupnya meski banyak tantangan dan rintangan. Mari kita berusaha melihat kegagalan dalam hidup kita sebagai kesempatan untuk melakukan hal-hal spektakuler dalam hidup. Tuhan memberkati.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version