Home BERITA Orang Katolik tak Bisa Mengusir Setan?

Orang Katolik tak Bisa Mengusir Setan?

0
Ilustrasi: Setan dikalahkan oleh kekuatan ilahi dari Yesus. (Ist)

Bacaan 1: Hab 1:12 – 2:4
Injil: Mat 17:14 – 20

PARA romo sering terkesan hati-hati jika diminta untuk mendoakan atau mengusir setan karena memang hanya romo khusus yang diberikan wewenang untuk tugas demikian. Katekismus Gereja Katolik, 1673, mengatakan, “Dalam bentuk sederhana, eksorsisme dilakukan dalam upacara Pembaptisan.

Eksorsisme resmi atau yang dinamakan eksorsisme besar hanya dapat dilakukan oleh seorang imam dan hanya dengan persetujuan uskup. Eksorsisme itu digunakan untuk mengusir setan atau untuk membebaskan dari pengaruh setan, berkat otoritas rohani yang Yesus percayakan kepada Gereja-Nya.”

Ketika turun dari gunung setelah menampakkan kemuliaan-Nya bersama Petrus, Yakobus dan Yohanes, Tuhan Yesus marah dan menegur sembilan murid-Nya yang gagal menyembuhkan seorang anak yang kerasukan setan dan baru bisa diatasi oleh Tuhan Yesus sendiri.

Padahal mereka telah dibekali dengan kuasa Tuhan Yesus untuk mengusir setan dan menyembuhkan penyakit namun nyatanya tetap tidak mampu.

Apa yang menjadi masalah? Mereka kurang beriman! “Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu”.

Demikian sabda-Nya. Jadi jelaslah sekarang, bukan karena Yesus yang memang memiliki kuasa mengusir setan namun lebih karena kurangnya iman para sembilan murid tadi sehingga mereka gagal.

Penyembuhan dan pengusiran setan bisa terjadi karena iman, apakah iman korban (si sakit), iman yang menghantar korban atau iman dari orang-orang yang mendoakan.

Saat Habakuk tidak terima atas jawaban Allah bukan berarti ia tidak mempunyai iman, namun justru karena imannya murni. Ia protes karena seolah Tuhan membiarkan terjadinya kekerasan Kasdim (Babel) terhadap “anak-anak-Nya” yang “merasa tak bersalah”.

Meski pada akhirnya Tuhan akan menggenapi janji keselamatan-Nya, “Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya”. Bahwa orang beriman akan mendapatkan anugerah hidup kekal bersama-Nya.

Pesan hari ini

Mengikut Yesus adalah perjalanan yang berbahaya, sekaligus indah. Bahkan mungkin inilah pilihan paling beresiko yang pernah saya buat. Dengan imanku, saya betul-betul dituntut untuk percaya serta berserah diri kepada penyelenggaraan-Nya.

Hanya butuh iman sebesar biji sesawi saja untuk mampu mengalahkan setan.

Dalam kesulitan akibat Covid-19 ada anugerah, karena di saat inilah Tuhan sedang menunjukkan rasa sayangnya padaku, keluarga semakin akrab dan Tuhan hadir ke rumahku

Bersatu Melawan Coronavirus

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version