Home BERITA Orang Kecil Berhati Mulia

Orang Kecil Berhati Mulia

0
Ilustrasi - Pekerja harian. (Ist)

Puncta 19.07.23
Rabu Biasa XV
Matius 11: 25-27

Harta yang paling berharga adalah keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada tara adalah keluarga
.

MASIH ingat lirik lagu di atas? Itulah theme song dari sinteron Keluarga Cemara yang disukai pada era tahun 1990-an.

Keluarga Cemara adalah keluarga kecil, miskin dan sederhana secara lahiriah. Tetapi mereka hidup bahagia, damai, rukun dan saling mengasihi satu sama lain. Kaya secara batiniah.

Mereka adalah orang-orang kecil yang mampu memahami kebijaksanaan Tuhan dan menerapkannya dalam kehidupan nyata.

Keluarga Cemara adalah contoh orang-orang kecil sederhana yang dianugerahi kebijaksanaan dalam menghadapi hidup yang serba keras dan kejam.

Nilai kejujuran, kesederhanaan dan toleransi diajarkan kepada anak-anak dengan contoh teladan Abah.

Dari keluarga ini kita juga belajar bahwa hidup sederhana tetap bisa bahagia. Kita bisa belajar kebijaksanaan hidup justru dari mereka yang kecil dan sederhana.

Kita diingatkan oleh Yesus bahwa kebijaksanaan Allah itu sering tersembunyi bagi orang cerdik pandai tetapi justru menjadi nyata dalam kehidupan orang kecil sederhana.

“Aku bersyukur kepada-Mu ya Bapa, Tuhan langit dan bumi. Sebab semuanya itu Kausembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Kaunyatakan kepada orang kecil. Ya, Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu.”

Hidup tidak selalu mudah, penuh tantangan tetapi Abah menghadapinya dengan optimis, ceria dan penuh harapan.

Ia tidak lari dari tanggungjawab untuk keluarganya. Asal “gelem obah bakal mamah” artinya asal mau kerja pasti dapat rejeki. Kerja apa pun dilakukan asal halal.

Euis, anak Abah memahami keadaan orangtuanya. Ia tidak hidup mewah seperti teman-temannya. Ia rela membantu orangtua berjualan opak di sekolah.

Sejak anak sudah ditanamkan semangat tolong menolong, sederhana dan rendah hati.

Dalam pribadi orang-orang kecil, sederhana justru nampak nyata kebaikan Allah dan kebijaksanaan hidup. Kita diajak membuka hati seperti mereka.

Naik bendi di alun-alun utara,
Melihat pagar dan pasir semata.
Hati jujur bersih dan sederhana,
Membawa damai bagi sesama.

Cawas, jagalah hati jangan kau nodai

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version