Home BERITA “Out of the Box”

“Out of the Box”

0
Berani “Out of The Box”

Puncta 23.12.22
Jumat Pekan Khusus Adven
Lukas 1: 57-66

DUNIA kita sekarang cepat berubah. Kalau kita tidak berani berpikir Out of the Box, kita akan ketinggalan dan tergerus oleh kemajuan.

Berapa saja perusahaan-perusahaan besar gulung tikar, karena tak mau keluar dari zona nyaman.

Mereka merasa aman dengan hal-hal yang sudah biasa dijalani. Mereka tidak berinovasi menghasilkan produk-produk baru.

Kita sudah tidak menjumpai lagi merk-merk seperti Fujifilm, Konica, Kodak yang dulu pernah meraja.

Dunia yang cepat berubah ini menuntut kita berani berpikir Out of the Box. Tidak puas dengan apa yang sudah dicapai masa lampau, tetapi harus berani inovatif dan kreatif menemukan cara-cara atau hal-hal baru agar kita tetap exist dan up to date.

Ada sebuah contoh dalam film The Biggest Little Farm. Sepasang suami isteri bertani secara tradisional. Suatu kali tanaman mereka diserang hama siput.

Kalau orang yang berpikir “in the box” pasti akan menggunakan pestisida untuk membasmi hama siput dengan cepat.

Pestisida bukanlah solusi, karena tanaman mereka tidak lagi organik. Maka mereka berpikir “Out of the box”.

Mereka memanfaatkan bebek-bebek milik tetangga. Bebek makan siput sehingga hamanya musnah. Tanaman mereka tetap aman dan organik tanpa kena pestisida.

Elisabet melahirkan anaknya. Para tetangga datang bersukacita karena karunia Tuhan yang ajaib ini.

Pada hari ke delapan mereka hendak menamai anak itu Zakharia sesuai dengan nama bapaknya. Tetapi Elisabet berkata, “Jangan, ia harus dinamai Yohanes.”

Orang-orang heran karena tidak ada nama itu sebelumnya. Elisabet dan Zakharia tetap teguh bahwa nama anaknya adalah Yohanes. Mereka heran dan membatin, “Menjadi apakah anak ini nanti? Sebab tangan Tuhan menyertai dia.”

Dibutuhkan keberanian untuk beripikir out the box seperti Elisabet dan Zakharia. Mereka bertindak tidak hanya mengikuti kebiasaan yang sudah terjadi. Tetapi berpikir dan bertindak secara baru. Berani berbeda dengan lingkungan sekitarnya.

Zakharia dan Elisabet tidak terbuai pada kebiasaan lama, zona nyaman yang membelenggu.

Ada banyak peluang dan kesempatan di luar kotak yang menawarkan cara-cara baru dan inovatif. Beranikah kita keluar dari zona nyaman hidup kita?

Zakharia dan Elisabet tidak ragu menghadapi keheranan orang banyak. Zakharia menegaskan dengan menulis nama anaknya di batu tulis, bahwa namanya adalah Yohanes. Jangan pernah ragu melakukan hal yang baru.

Orang yang berpikir out of the box juga terbuka mendengarkan ide gagasan orang di sekitarnya. Oleh karena itu, orang yang mau berpikir di luar kotak harus memiliki kerendahan hati untuk membuka dirinya, menerima pendapat dan ide-ide orang lain, kemudian mengolahnya dengan cara-cara di luar kerangka berpikir yang pada umumnya.

Zakharia dan Elisabet terbuka dan patuh pada perintah Malaikat Gabriel yang telah mengatakan sebelumnya bahwa nama anaknya adalah Yohanes.

Maukah kita dengan rendah hati membuka dan menerima ide, saran dan pendapat orang lain?

Lampu Natal bertebaran di jalan-jalan.
Semua warga berjoget dan bernyanyian.
Berani keluar kotak demi masa depan,
Tak terbuai oleh masa lalu yang nyaman.

Cawas, keluar dari zona nyaman…

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version