Puncta 03.04.23
Senin Pekan Suci
Yohanes 12:1-11
AKHIR-akhir ini banyak isteri pejabat tinggi pamer barang-barang mewah yang harganya jutaan di medsos. Ada yang mejeng pakai tas, baju atau sepatu dengan merek terkenal.
Ada yang pakai perhiasan berlian atau jam tangan dengan harga jutaan, bahkan miliaran dengan santainya.
Pamer kekayaan atau flexing di medsos menjadi panggung baru untuk menunjukkan eksistensinya sebagai sosialita agar mereka diperhitungkan.
Ada yang pamer pesta ulangtahun di hotel mewah. Ada yang pamer naik pesawat pribadi. Ada yang shoping di luar negeri.
Kalau kita melihat Ibu Iriana, isteri Presiden Jokowi, beliau tidak menunjukkan gaya hidup glamur. Tetapi berpenampilan anggun dan sederhana.
Berbeda dengan Imelda Marcos dari Filipina yang mengkoleksi ribuan sepatu bermerek dan super mahal dari luar negeri.
Maria, saudara Lazarus memakai minyak narwastu yang mahal harganya untuk meminyaki kaki Yesus. Ia kemudian menyeka dengan rambutnya.
Minyak narwastu adalah minyak wangi yang sangat mahal. Yudas Iskariot memperkirakan harganya bisa mencapai tiga ratus dinar. Satu dinar sama dengan upah pekerja sehari.
Bagi Yudas yang mata duitan, tindakan Maria itu dinilai sebagai pemborosan, sia-sia dan membuang-buang duit. Karena Yudas sering mencuri dan tidak jujur dalam penggunaan uang mereka.
Bagi Maria, sudah sepantasnya dia menghormati Yesus yang adalah Tuhan yang telah menolongnya. Lazarus saudaranya sudah dibangkitkan dari kematian.
Karena Yesus, saudaranya masih hidup. Rasa hormat, cinta dan syukur diwujudkannya dengan meminyaki kaki Yesus.
Bagi Yesus, tindakan Maria ini adalah sebuah firasat tentang kematian Yesus yang sudah dekat. Kata Yesus, “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku.”
Maria meyakini bahwa kematian Yesus itu harganya terlalu mahal. Ia tidak menyayangkan narwastu yang mahal untuk membalas pengorbananYesus.
Orang yang sudah dicintai sedemikian besar, pasti tidak akan menyia-nyiakan cinta itu. Tidaklah tega orang mengkhianati cinta yang sedemikian besarnya. Ia akan berusaha sekuat tenaga untuk membalas kasih orang itu.
Maria merasa bahwa Yesus sangat mengasihi dia dan saudara-saudaranya. Kasih-Nya begitu besar ditunjukkan kepada keluarga di Betania ini.
Maka penghormatan besar sudah selayaknya diberikan kepada Tuhan. Maria melakukan semua ini karena sangat dicintai.
Apakah kita juga merasa dicintai oleh Tuhan? Apakah pengurbanan-Nya di kayu salib bukan bukti nyata bahwa Ia mengasihi kita? Apa balasan kita?
Maria memberi minyak narwastu,
Untuk menghormati Yesus Sang Guru.
Terimakasih Tuhan atas cinta-Mu,
Dengan apakah aku membalas-Mu.
Cawas, sungguh besar cinta-Mu