Renungan Harian
Minggu 22 Mei 2022
Hari Minggu Paskah VI
Bacaan I: Kis. 15: 1-2. 22-29
Bacaan II: Why. 21: 10-14. 22-23
Injil: Yoh. 14: 23-29
DALAM sebuah kesempatan, seorang ibu bercerita bahwa asisten rumah tangganya (ART) yang baru dua hari bekerja minta pulang. Ibu itu tidak keberatan bahwa ART pulang karena tidak kerasan atau tidak cocok dengan pekerjaannya.
Namun yang membuat ibu itu terkejut dan heran adalah alasan mengapa ART itu minta pulang. Alasannya adalah kamar yang disediakan untuknya sinyal HP agak susah dan di rumah itu tidak tersedia wifi untuknya.
Cerita ibu itu ditimpali oleh ibu lain yang bercerita sulitnya mencari ART dan pengasuh untuk anak-anak. Selain bahwa gaji untuk ART sekarang cukup memberatkan, tetapi banyak ART yang etos kerjanya tidak seperti yang diharapkan.
Kisah tentang ART zaman sekarang ini kemudian dibandingkan dengan ART pada masa lalu. ART pada masa lalu mengabdi kepada keluarga dengan seluruh hidupnya.
Para ART ini sudah menjadi bagian dari keluarga di mana mereka bekerja. Peran mereka tidak hanya “tukang” bebersih atau “tukang“ masak, akan tetapi lebih dari itu mereka mengambil peran luar biasa dalam keluarga.
ART berperan sebagai pengurus rumahtangga dan sekaligus pengasuh.
Sering kali terjadi dan memang demikian yang terjadi, mereka bukan hanya sebagai pengasuh anak-anak dalam keluarga; tetapi juga menjadi pengasuh bagi seluruh keluarga. Maka, dalam bahasa Jawa mereka sering disebut sebagai “batur” kependekan dari “embat-embating tutur” (teman berdiskresi).
ART pada masa lalu dalam keluarga kiranya lebih tepat sebagai “pamong” atau “pamomong” (orang yang mengasuh, menjaga dan merawat).
Maka tidak mengherankan bahwa para ART pada masa lalu dalam kesederhanaannya menampilkan kebijakan-kebijakan hidup, baik lewat karya maupun tuturan.
Meskipun kebanyakan dari mereka tidak mengenyam pendidikan tinggi -bahkan tidak mengalami pendidikan formal- tetapi perjalanan hidupnya membuahkan kebijakan-kebijakan.
Para ART atau lebih tepat para pamong atau pamomong ini sungguh-sungguh menjadi penjaga kebaikan dan kebenaran dalam keluarga dan sekaligus penutun dalam keluarga.
Belajar peran para pamong pada masa lalu kiranya memudahkan memahami Roh Penghibur dalam sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Yohanes.
Roh Penghibur yang menjadi penjaga dan penutun pada kebenaran dan jalan menuju tujuan peziarahan hidup. Roh yang membantu dan menerangi dalam berdiskresi sehingga dapat memilih dan memutuskan sesuai dengan kehendak Tuhan.
“Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”