KONGREGASI Suster Fransiskus dari Perkandungan Tak Bernoda Bunda Suci Allah (SFIC) Provinsi Indonesia, tahun-tahun ini serasa ‘panen’ panggilan hidup bakti.
Kabar bungah Kongregasi yang baru saja merayakan HUT 174 tahun ini terjadi pada hari Selasa, 10 Juli 2018.
Kebahagian tampak jelas menghiasi wajah sumringah para suster, tatkala menyaksikan seremonial penerimaan lima aspiran yang menjadi postulan dan tiga postulan diterima sebagai novis.
Momen mengharukan ini terjadi dalam Perayaan Ekaristi bersama Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus Pr di Kapel Susteran SFIC St. Willibrordus Jl. AR Hakim, Kota Pontianak.
Berikut nama-nama lima aspiran yang diterima masuk sebagai postulan SFIC:
- Agnes Indrisari Yuliana asal Paroki Seluampak Palopo, Keuskupan Agung Makassar.
- Tarlia Marsedes asal Paroki Salib Suci Ngabang, Keuskupan Agung Pontianak.
- Jubilia Inge Agustin asal Paroki St. Yohanes Pemandi Pahauman, Keuskupan Agung Pontianak.
- Vebriabi Lidia Kusmayani asal Paroki St. Maria Nyarumkop, Keuskupan Agung Pontianak.
- Yohana asal Paroki Batu Salu Sanggalla, Keuskupan Agung Makassar.
Sedangkan tiga postulan yang diterima menjadi novis adalah:
- Maria Paulina Guyum asal Paroki Salib Suci Noyan, Keuskupan Sanggau.
- Kristine Natalia asal Paroki St. Maria Nyarumkop, Keuskupan Agung Pontianak.
- Theodora Yenita Yeni asal Paroki St. Agustinus dan Mattias Darit, Keuskupan Agung Pontianak.
Dalam homilinya Mgr. Agus memberikan dukungan dan apresiasi kepada delapan gadis millenial yang mana di zaman digital serba canggih ini masih mampu dan mau memberi ruang khusus untuk mendengar dan menjawab panggilan Tuhan.
“Aroma kejayaan panggilan hidup membiara saat ini jika dibandingkan dengan 20 yang silam, sangat berbeda jauh. Namun kita patut bersyukur, sebab di tengah krisis jumlah panggilan saat ini masih ada orang yang terpesona akan hidup membiara,” ungkapnya.
Uskup yang terkenal suka menyanyi dan piawai berpantun ini juga mengatakan bahwa jangan takut memilih hidup membiara, karena bentuk pilihan hidup yang khusus ini mau mengatakan kepada dunia bahwa ada kehidupan yang kekal.
“Kepada ke-8 postulan dan novis saya mau mengatakan pesan jangan takut hidup membiara meskipun meninggalkan keluarga tetapi tetap ada perhatian penuh dengan keluarga,” ungkapnya.
Di sini Uskup Agus membagikan pengalamannya ketika ayahnya sakit keras, dialah orang pertama yang paling sering menjenguk karena ia adalah seorang imam.
Ucapan selamat dan terima kasih juga disampaikan oleh Sr. Irene, selaku Suster Provinsial SFIC.
Suster Irene mengucapkan terima kasih kepada orangtua dan sanak keluarga yang telah mendukung dan mengizinkan putri-putrinya untuk melayani Tuhan melalui panggilan hidup khusus dalam persekutuan Kongregasi SFIC.
Kredit foto: Ninin Niryawan.