Kalau keadaan semakin memburuk, sudah pastilah pusat komando penanggulangan banjir mau tak mau harus dipindahkan ke tempat yang lebih aman. Demikian diumumkan Gubernur Sukhumbhand Paribatra kepada pers sebagaimana disiarkan CNN, Senin (24/10) petang.
Lapangan Universitas Thammasat yang menjadi basis operasi penanggulangan banjir untuk transportasi udara juga sudah digenangi air. Untuk mengurangi risiko terburuk, otoritas setempat telah memindahkan tak kurang 4.000-an pengungsi menuju Stadion Rajamangala di pusat Ibukota Bangkok.
Pangkalan Udara Don Muang cukup dikenang oleh jajaran militer di Indonesia, lantaran di sinilah Pasukan Khusus TNI AD –dulu bernama Koppasanda—berhasil meringkus mati para pembajak pesawat Garuda Woyla di bawah perintah langsung almarhum Jenderal Benny Moerdani dan pengawasan perwira lapangan Kolonel (waktu itu) Sintong Panjaitan. Peristiwa pembajakan pesawat itu terjadi
GELOMBANG air bah yang kini memporak-porakndakan kawasan di luar Ibukota Bangkok kini sudah sampai pada tahap sangat mengkhawatirkan, karena sudah mencapai kawasan Bandar Udara Don Muang—salah satu bandara internasional di Bangkok selain Swarna Bhumi. Padahal, dari segi strategi penanggulangan banjir Don Muang menjadi vital karena di sinilah pusat komando operasi kemanusiaan untuk menyelamatkan para korban banjir.
Kalau keadaan semakin memburuk, sudah pastilah pusat komando penanggulangan banjir mau tak mau harus dipindahkan ke tempat yang lebih aman. Demikian diumumkan Gubernur Sukhumbhand Paribatra kepada pers sebagaimana disiarkan CNN, Senin (24/10) petang.
Lapangan Universitas Thammasat yang menjadi basis operasi penanggulangan banjir untuk transportasi udara juga sudah digenangi air. Untuk mengurangi risiko terburuk, otoritas setempat telah memindahkan tak kurang 4.000-an pengungsi menuju Stadion Rajamangala di pusat Ibukota Bangkok.
Pangkalan Udara Don Muang cukup dikenang oleh orang Indonesia, lantaran di sinilah Pasukan Khusus TNI AD –dulu Koppassanda—berhasil meringkus mati para pembajak pesawat Woyla di bawah perintah langsung dari almarhum Jenderal Benny Moerdani dan pengawasan perwira lapangan Kolonel (waktu itu) Sintong Panjaitan. Peristiwa pembajakan pesawat terbang ini terjadi Maret 1981.