- Bacaan 1: Yes. 58:1-9a
- Injil: Mat. 9:14-15
Pantang dan puasa dalam agama Katolik bertujuan untuk mendekatkan umat kepada Tuhan melalui penyesalan, pengendalian diri dan pertobatan. Mengurangi fokus kegiatan fisik dan duniawi lewat pantang dan puasa untuk lebih memperhatikan kebutuhan rohani dan relasi dengan Tuhan.
Pantang dan puasa mengajarkan umat Katolik untuk hidup lebih sederhana dan lebih bergantung kepada Tuhan, serta mengingatkan mereka tentang pentingnya kehidupan rohani yang sejati.
Nabi Yesaya menyampaikan makna dan tujuan puasa terhadap perilaku hidup yang benar menurut Allah. Bahwa melakukan puasa harus tulus, bukan untuk pencitraan serta formalitas belaka. Namun harus disertai dengan kepedulian pada sesama yang berkekurangan, baik pangan maupun sandang.
“Berpuasa yang Kukehendaki, ialah:
- supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan
- melepaskan tali-tali kuk,
- supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan
- mematahkan setiap kuk,
- supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan
- apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!
Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.
Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab…”
Demikian sabda-Nya.
Salah satu misi Tuhan Yesus hadir ke dunia adalah membawa pembaharuan dalam praktik-praktik keagamaan yang kurang tepat. Salah satunya adalah tradisi berpuasa, yang bagi orang Yahudi merupakan wujud keprihatinan, dukacita atau perkabungan.
Kebersamaan dengan Tuhan Yesus adalah sukacita dan bukan kesedihan, sama seperti kehidupan surgawi yang hanya ada sukacita penuh. Maka tidaklah tepat jika saat bersama-Nya, umat harus berpuasa.
“Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.”
Pesan hari ini
Pantang dan puasa selama masa pra Paskah bukanlah sekedar diet atau mencari kesaktian. Bukan pula sekedar formalitas dan pencitraan namun fokus untuk kebutuhan rohani dalam upaya lebih mendekatkan diri pada Tuhan.
Kebersamaan dengan Tuhan adalah sukacita penuh, sebab tidak ada dukacita dalam kehidupan surgawi.
“Terkadang hanya dibutuhkan satu tindakan kebaikan dan kepedulian untuk mengubah hidup seseorang.”