KEDEKATAN sang gembala dgn kawanannya ternyata berbuah manis. Itulah yang dialami langsung oleh Pastor Rekan Paroki Santa Maria Ratu Oeolo, Romo Yohanes Meak, Pr. Bersama umat, telah dimulai pemeliharaan ayam kampung 850 ekor di Stasi Inbate, Paroki Oeolo, Keuskupan Atambua.
Salah satu langkah primadona yang dikembangkan bersama umat berupa pemeliharaan ayam kampung dengan jumlah yang luar biasa. Bagi Romo Yosh, beternak ayam kampung akan menghasilkan nilai jual yang tinggi bila ditangani secara profesional.

“Sederhana saja, apa yang sekarang ini dilakukan bersama umat karena ada kemauan yang kuat. Kami membuat kandang dan semua bahan umat siapkan. Kita memulai dengan pemeliharaan ayam kampung. Setiap kepala keluarga masing-masing 2 ekor. Jika ditangani secara benar pasti umat akan merasakan hasilnya,” ungkapnya di Atambua, Minggu (5/5/2019).
Romo Yosh melanjutkan bahwa pemeliharaan ayam kampung yang dilakukan sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi umat. Hasilnya bisa dinikmati bersama demi pembangunan iman umat serta pertumbuhan ekonomi agar semakin baik di masa mendatang. Kegembiaraan umat sangat terasa. Bisa dilihat dalam semangat kerja serta antusiasme yang luar biasa.
Ketua Kelompok Umat Basis (KUB) sekaligus penjaga kadang ayam, Theodorus Dalle, mengakui dengan bangga akan langkah hebat yang dilakukan Romo Yohanes Meak. “Umat sangat bangga. Ini luar biasa. Baru pertama kali terjadi. Kami dibangkitkan semangat. Ini awal kebangkitan yang harus kami syukuri,”ujarnya penuh sukacita.

Pengerjaan kandang ayam selama kurang lebih 2 bulan dengan panjangnya 90 meter. Rencana pemberdayaan ekonomi umat terus dikembangkan lagi berupa pembuatan kandang itik dengan daya tampung 2500 ekor. Hasil usaha ini dari umat, oleh umat dan untuk umat.
