Home BERITA Paskah Hijau di Paroki Maria Bunda Karmel

Paskah Hijau di Paroki Maria Bunda Karmel

1
Kubur Yesus dari barang bekas di altar gereja
Kubur Yesus dari barang bekas di altar gereja

Saat saya mengunjungi Paroki Maria Bunda Karmel, Jakarta Barat pada Sabtu (7/4) untuk melihat dengan mata sendiri apa yang mereka lakukan dalam gerakan pertobatan ekologis satu foto yang mereka kirim belum bisa mewakili apa yang mereka buat, karena ternyata faktanya lebih bagus daripada foto.

Artinya, bukan hanya lebih bagus secara estetis, tetapi juga secara ekologis dan teologis. Yang dikumpulkan bukan hanya botol plastik bekas, tetapi juga barang-barang bekas lain yang dirangkai menjadi hiasan yang indah, sehingga mereka tidak lagi memakai bunga potong untuk paskah. Pun, botol-botol plastik itu akan tetap bisa didaur ulang karena tidak dilem atau dicat. Yang ‘dimainkan’ adalah pengaturan cahayanya.

Secara teologis, cukup jelas bahwa gerakan ‘daur ulang’ ini adalah satu simbolisasi gerakan pertobatan ekologis yang memang harus dilanjutkan, tidak berhenti pada waktu masa prapaskah/paskah saja.

Saat saya berdiskusi dengan panitia paskah dan pastor paroki melihat antusiasme umat besar dalam mengumpulkan barang bekas, saya mengusulkan agar gerakan ini bisa dikelola entah oleh OMK atau yang lain, bekerjasama dengan gerakan Ayo Sekolah/Ayo Kuliah, sehingga barang bekas yang dikumpulkan tiap umat pergi ke gereja bisa ditampung dan hasilnya bisa dijual untuk tambahan dana Ayo Sekolah. Itu sekedar satu gagasan, dan tentu banyak gagasan lain.

Semoga gerakan pertobatan ekologis yang makin menjelma dalam gerakan gereja ini sungguh menyiratkan pesan bahwa kebangkitan Tuhan adalah kebangkitan kehidupan umat manusia bersama dengan lingkungan hidupnya, yang saling mendukung dalam tata penciptaan seperti dikehendakiNya.Selamat Paskah sekali lagi. Profisiat khususnya untuk umat paroki Maria Bunda Karmel!

 

 

1 COMMENT

  1. Sayangnya Ini lebih menyerupai Musim Dingin/Iglo di eskimo, secara pribadi dari segi dekorasi bagi saya tidak menampakan ‘kegersangan’ Golgota. Untungnya Salibnya cukup mendukung, tapi sekali lagi tetap terligat ada lintasan sinar dan Bintang, jadi rancu antara Natal atau Paskah.

    Yang kedua, daur ulang adalah ide yang sangat bagus, namun sebagai gantinya, panitia kurang mempertimbangkan faktor POLUSI UDARA alias baunya, walau sampah ini sudah diusahakan untuk dibersihkan terlebih dahulu. Maaf, gereja jadi berbau seperti tempat penampungan sampah.

    Sekian Kritik saya, semoga lain kali lebih dipertimbangkan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version