Home BERITA Pastor Jesuit di Pedalaman Botong Balai Berkuak, Keuskupan Ketapang

Pastor Jesuit di Pedalaman Botong Balai Berkuak, Keuskupan Ketapang

1
Pastor Jesuit di Botong Balai Semandang, wilayah pedalaman Keuskupan Ketapang, Kalbar. (Ist)

NAMANYA Romo Mardi Santosa SJ. Ia adalah seorang pastor Jesuit asal Semarang.

Setelah lama berkarya sebagai pastor paroki di Gereja Santo Antonius Paroki Purbayan di Kota Solo, Jateng, pastor yang sarjana matematika ini menyediakan diri menjadi perintis karya pengutusan Ordo Serikat Yesus (Jesuit) di wilayah reksa pastoral Keuskupan Ketapang, Kalbar.

Mengurus karya pendidikan

Oleh Uskup Keuskupan Ketapang Mgr. Pius Riana Prapdi, Romo Mardi Santosa SJ dipasrahi mengurus Komisi Pendidikan Keuskupan.

Itu berarti harus berani blusukan – mau dan punya nyali untuk pergi keluar-masuk hutan dengan rona-rona pengalaman riil menyusuri jalan berlumpur, sungai beriam – pemandangan khas di wilayah Keuskupan Ketapang.

Romo Jesuit dan umat lokal di wilayah pedalaman Botong, Paroki Balai Semandang, Keuskupan Ketapang, Kalbar. (Ist)

Merintis karya pastoral di Kuasi Paroki Botong

Mulai tahun 2021 ini, Ordo Jesuit merintis karya pastoral semi parokial di Botong – sebuah kawasan “udik” yang hingga saat ini listrik PLN belum ada.

Botong sekarang ini statusnya masih Kuasi Paroki. Masih “nginduk” pada Gereja Santo Martinus Paroki Balai Berkuak.

Jalan menuju ke sana luar biasa “payah”.

Acak kadut.

Benar-benar kondisinya “apa adanya”.

Dan pemandangan seperti ini terjadi di mana-mana di seluruh wilayah Keuskupan Ketapang.

Jarak tempuh perjalanan darat dengan sepeda motor -kalau kondisi normal dan tidak hujan- maka bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih 1,5 jam.

Kalau pas banjir, maka perjalanan menjadi lebih parah.

“Kalau harus jalan dengan perahu klotok kayu bisa makan waktu 5-6 jam perjalanan. Itu pun kalau permukaan air tinggi sehingga aliran sungai bisa dilalui,” terang Romo Mardi Santosa SJ menjawab Sesawi.Net hari Senin petang tanggal 13 Desember 2021.

“Itu merupakan satu-satunya akses jalan dari menuju Botong,” jelas Romo Mardi Santosa SJ.

Gambaran medan karya di Ketapang

Gambaran umum mengenai medan pastoral Keuskupan Ketapang di Kalbar ini bisa dibaca lebih intens di buku Jalan Berlumpur, Sungai Beriam: OSA Membangun Ketapang (2021).

Buku setebal 732 halaman ini membahas karya misi para Suster Santo Augustinus dari Kerahiman Allah (OSA) membangun Ketapang,

Mereka sejak tahun 1949 hingga sekarang mengampu karya layanan kesehatan, pendidikan vokasional (dulu) dan kini pendidikan formal sekolah, dan pembinaan anak-anak pedalaman.

Dilakukan dengan cara membangun asrama pendidikan untuk menampung anak-anak dari pedalaman agar bisa sekolah “di kota” lantara di wilayah permukiman mereka di kawasan hulu atau pedalaman belum tentu ada SMP dan SMPA.

Maka, pilihannya ya harus pergi “ke kota”. Dan tibalah mereka antara lain di Kota Ketapang dan Kota Sintang – keduanya di Kalbar.

Karya serupa juga mereka lakukan di Manokwari dan Sorong, Papua Barat.

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version