Patih Gajah Mada

0
Ilustrasi - Patih Gajah Mada (Kekunoan)

Puncta 14.12.23
PW. St. Yohanes dari Salib,
Imam dan Pujangga Gereja
Matius 11: 11-15

TIDAK ada punggawa kerajaan sehebat Patih Gajah Mada di Majapahit. Dia menjabat sebagai mahapatih di zaman Raja Hayam Wuruk

Hanya Majapahit yang bisa menyatukan Nusantara. Hanya Gajah Mada yang berani bersumpah mengibarkan bendera Majapahit di seluruh Nusantara.

Sumpah Palapa itu berbunyi, “Lamun huwus kalah Nusantara isun amukti palapa, amun kalah ring gurun, ring Seran, Tanjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang.”

Menurut Kakawin Nagarakertagama, berikut ini adalah wilayah kekuasaan Majapahit yang disatukan oleh Gajah Mada: Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura), sebagian Kepulauan Filipina.

Tidak cuma itu, Kerajaan Majapahit juga punya hubungan dagang dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma (Myanmar) Selatan, dan Vietnam.

Tidak ada pemimpin yang tampil sesudahnya melebihi Gajah Mada. Tetapi orang-orang sekarang yang terus berjuang mempertahankan kesatuan Indonesia dari rongrongan ideologi asing adalah pahlawan-pahlawan bangsa yang tak kalah hebat.

Yesus memuji kehadiran Yohanes Pembaptis. Ia datang menyiapkan jalan bagi Sang Penebus. Yohanes Pembaptis adalah perwujudan nyata dari nubuat Nabi Elia. Bahkan Yesus menyejajarkan Yohanes dengan Elia.

Dengan cara hidupnya, ajarannya, pewartaannya, Yohanes Pembaptis menjadi teladan bagaimana menyiapkan diri bagi kedatangan Mesias. Hidup dalam kesederhanaan, tidak dikuasai hal-hal duniawi, berpuasa dan matiraga.

Yohanes Pembaptis bertugas menyiapkan jalan. Ia berdiri di belakang layar dengan semangat kerendahan hati. Tidak menonjolkan diri tetapi cukup bahagia melihat Yesus tampil ke muka.

Kerendahan hati dan kejujuran Yohanes Pembaptis inilah yang dipuji Yesus. Tak ada pribadi hebat seperti Yohanes Pembaptis.

Banyak orang senang mencari panggung untuk dipuji dan disanjung. Tetapi sedikit orang yang mau bekerja di balik panggung, tak terlihat dan tidak dihitung. Itulah teladan mulia seorang Yohanes Pembaptis.

Dari Gombong pergi ke Temanggung,
Mencari penjual sangkar burung.
Orang sombong mencari panggung,
Dunia jadi sepi kalau tidak disanjung.

Cawas, belajar rendah hati
Rm. A. Joko Purwanto Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version