AKSI vandalisme dengan merusak simbol-simbol devosional terutama patung Bunda Maria sejak beberapa tahun terakhir ini marak terjadi di Indonesia.
Berikut ini kisah kilas baliknya:
Gua Maria Sendang Prawita Sinar Surya, Tawangmangu, Karanganyar
Hari Rabu malam, tangga14 Desember 2011, sekitar pukul 23.30 WIB, aksi vandalisme terjadi di Gua Maria Sendang Prawita Sinar Surya, Tawangmangu, Jawa Tengah: Kepala patung Bunda Maria dipenggal orang tak dikenal.
“Patung Bunda Maria dipenggal kepalanya. Kami tidak berhasil menemukan kepala penggalan itu,” tulis Romo Sunaryadi Pr, pastor Paroki Santo Pius Karanganyar, saat itu dalam laporan ringkas kepada Bapak Uskup Agung Keuskupan Semarang (waktu itu) alm. Mgr. Johannes Pujasumarta.
Menurut Romo Sunaryadi, yang dirusak tidak hanya bagian kepala patung Bunda Maria yang telah dipenggal dan kemudian dibuang entah kemana, melainkan juga salib selebar 1.5 m telah berpindah tempat dan juga telah dibuang kemana.
“Yang dirusak tidak hanya patung Bunda Maria, namun juga salib selebar 1.5 meter juga telah digotong dari tempatnya dan kemudian dibuang entah kemana. Begitu pula, patung-patung malaikat juga dirusak. Tempat-tempat air suci tak lupa juga dihancurkan,” lanjut Romo Sunar.
Baca juga:
- Inilah Kronologi Kasus Pemenggalan Kepala Patung Maria di Sendang Pawitra (5)
- Bunda Maria di Sendang Pawitra Sinar Surya Menangis (2)
- Patung Maria di Gua Sendang Pawitra Tawangmangu Dipenggal (1)
Apa komentar Uskup Agung Semarang mengenai insiden menyedihkan ini?
“Peristiwa perusakan patung tersebut telah melukai rasa keagamaan umat Katolik. Kita upayakan supaya pihak keamanan segera mengusut peristiwa tersebut dan menemukan pelaku perusakan, dan menindaknya selaras dengan hukum negara Pancasila. Salam, doa. Berkah Dalem,” demikian tulis alm. Monsinyur Johannes Pujasumarta di sebuah milis paguyuban romo-romo diosesan Keuskupan Agung Semarang (Unio KAS), sehari setelah terjadinya insiden tersebut.
Patung Maria dan Yesus di Gereja St. Yusup Pekerja Paroki Gondang, Klaten
Hari Selasa petang tanggal 9 Agustus 2016, patung Bunda Maria dipenggal bagian bawahnya dan kemudian digotong keluar Gereja St. Yusup Pekerja Paroki Gondang, namun kemudian dibuang di Kali Wedi, sungai besar yang berlokasi di sebelah timur kompleks gereja.
Kali ini, yang dirusak tidak hanya patung Bunda Maria saja, melainkan juga patung Yesus yang telah ‘dipenggal’ bagian alasnya dan kemudian dibuang begitu saja di lantai gereja dalam posisi tertelungkup.
Baca juga:
- Patung Bunda Maria Gereja Gondang Klaten Dicolong dan Dibuang ke Sungai
- Kronologi Pengrusakan Patung Yesus dan Maria Paroki Gondang Klaten
- Gua Maria Sendang Sriningsih Jali: Kepala Bunda Maria di Perhentian 10 Diremuk
Relief patung di jalur Jalan Salib menuju Bukit Golgota di Sendang Sriningsih, Jali
Pada hari Selasa petang tanggal 9 Agustus 2016, relief patung di Perhentian 10 dan 14 di jalur Jalan Salib menuju Bukit Golgota di kawasan wisata rohani Sendang Sriningsih, Jali, Gayamharjo, Kec. Prambanan, Kab. Sleman, DIY, juga menjadi sasaran aksi vandalisme.
Aksi-aksi vandalisme yang menyasar pada simbol-simbol devosional Umat Katolik sungguh disayangkan. Siapa pun pelakunya, marilah kita ampuni kesalahan mereka dan apalagi kita masih berada dalam kurun masa Tahun Kerahiman.
“Kali ini, yang dirusak tidak hanya patung Bunda Maria saja, melainkan juga patung Yesus yang telah ‘dipenggal’ bagian alasnya dan kemudian dibuang begitu saja di lantai gereja dalam posisi tertelungkup.”
Yang dipenggal alasnya patung Maria atau patung Yesus?
“Kali ini, yang dirusak tidak hanya patung Bunda Maria saja, melainkan juga patung Yesus yang telah ‘dipenggal’ bagian alasnya dan kemudian dibuang begitu saja di lantai gereja dalam posisi tertelungkup.”
Yang dipenggal ALASNYA patung Yesus atau patung Maria?
Ini adalah perbuatan oknum2 yang tidak bertanggung jawab. Mereka ingin kita merasa tidak tenang lalu bertikai dan akhirnya kekerasan dibalas dengan kekerasan. Mereka mulai merasa gerah dan tidak senang dengan kita, mereka tidak sadar bahwa dirinya telah dipakai oleh iblis untuk meneror dan mengadu domba kita semua. Rapatkan barisan serahkan semuanya kepada kepolisian. Pasang CCTV kalo perlu. Oknum2 ini tujuan akhirnya memang ingin membuat negara Indonesia bukan lagi negara yang kondusif untuk menjalankan kebebasan beragama. Berdoa agar mereka sadar atas perbuatan mereka.
Tahun 1990 saya menemani sekelompok mahasiswa beranjangsana ke Gua Maria Tawangmangu. Karena belum ada perhentian jalan salib, para mahasiswa membuatnya dari karton dibungkus plastik ditancapkan dengan bilah bambu. Seijin Kapolsek dan Koramil setempat kami berdoa di atas. Tidak berganti hari, ketika kami berjalan turun, beberapa gambar jalan salib sudah dirusak orang.
Menurut komentar Bapak Ign. Kusnady Dharmawan, perusakan ini dilakukan oleh orang katolik sendiri yang kecewa. Hal ini berdasarkan pengakuan dari seorang pastor jesuit di Durensawit. Sebaiknya, umat Katolik bisa mengklarifikasi langsung ke Pastornya. komentarapak Ign. Kusnady Dharmawan dapat dibaca di http://www.sesawi.net/2016/08/09/gua-maria-sendang-sriningsih-jali-kepala-bunda-maria-di-pemberhentian-10-diremuk/ pada kolom komentar.