Home BERITA Patung Maria di Gua Sendang Pawitra Tawangmangu Dipenggal (1)

Patung Maria di Gua Sendang Pawitra Tawangmangu Dipenggal (1)

15

USKUP Agung Semarang Monsinyur Johannes Pujasumarta Pr benar-benar tak kuasa menahan nafas, ketika sebuah pesan singkat muncul muncul di hadapan beliau.

Bunyinya amat-amat menyentak. “Bapa Uskup yth, mohon bantuannya. Gua Maria Sendang Pawitra Sinar Surya dirusak. Kepala patung Bunda Maria dipenggal,” begitu bunyi pesan singkat yang menyentak hati itu.

Gua Maria Sendang Pawitra Sinar Surya terletak di sebuah dusun dengan posisi menyelinap masuk sebuah gang sempit di tepi jalur utama Tawangmangu, pusat rekreasi terpopuler di kawasan Solo (Surakarta), Jawa Tengah.

Berita itu kiriman dari seorang umat di Semarang.

“Mohon bantuan Bapak Uskup menangani ini. Peristiwa ini sangat memprihatinkan sekali. Semoga mendapat jalan keluar terbaik. Terima kasih. Berkah Dalem,” lanjut pesan singkat itu

Berikutnya, muncul juga pesan singkat kiriman Romo Sunaryadi Pr dari Pastoran Gereja Santo Pius Karanganyar, Solo.

“Mohon maaf, Monsinyur. Ini speedy di pastoran lagi error. Saya harus memimpin misa dulu. Jadi informasinya masih sepotong-sepotong,” tulis Romo Sunar kepada Monsinyur Pujasumarta Pr.

“Sebagai gambaran,” tulis Romo Sunar lagi, “kejadian pemenggalan kepala patung Bunda Maria diperkirakan terjadi hari Rabu tanggal 14 Desember 2011 pada pukul 23.30. Patung Maria dipenggal (kepalanya). Kami tidak berhasil menemukan kepala penggalan itu,” tulis romo Paroki Santo Pius Karanganyar.

“Yang dirusak tidak hanya patung Bunda Maria, namun juga salib selebar 1.5 meter juga digotong dari tempatnya dan entah dibuang kemana. Begitu pua, patung-patung malaikat juga dirusak. Tempat-tempat air suci juga tak lupa dihancurkan,” lanjut Romo Sunar.

Apa komentar Uskup Agung Semarang mengenai insiden menyedihkan ini?

“Peristiwa perusakan patung tersebut telah melukai rasa keagamaan umat Katolik. Kita upayakan supaya pihak keamanan segera mengusut peristiwa tersebut dan menemukan pelaku perusakan, dan menindaknya selaras dengan hukum negara Pancasila. Salam, doa. Berkah Dalem,” demikian tulis Monsinyur Johannes Pujasumarta di sebuah milis paguyuban romo-romo diosesan Keuskupan Agung Semarang (Unio KAS), Kamis (15/12) petang ini. (Bersambung)

15 COMMENTS

  1. Kejadian sedimikian ini meyedihkan, menjelekkan, dan memburuk karena kebencian, kekerasan hanya menambahkan perasaan yang tidak mempersatukan bangsa dan masyarakat; kejadian2 sedemikian menumbuhkan pertikaian, kebencian dan tidak kepercayaan—sedangkan yang dibutukan oleh bangsa dan masyarakat ialah kerukunan, kehormatan dan saling mengasihi satu sama lain….

  2. Memang sangat memprihatinkan, tp tdk usah diambil hati, mngkin hanya ulah beberapa orang yg belum mengenal kasih. Hanya patung saja kok, besuk beli lagi ya 😀

  3. Harap diingat bahwa patung2 tsb sudah diberkati sehingga bukan hanya patung namun sudah menjadi Sakramentali. Salah satu bukti bahwa bangsa ini masih tersandera dan belum bisa sepenuhnya menghargai perbedaan terutama SARA. Semoga Kristus berkenan memberikan panggilan iman kepada orang2 perusak tsb agar dapat menjadi Paulus-Paulus baru di kemudian hari.

  4. Negeri Pancasila yg Bhinneka ini sedang sakit, ada konflik besar di antara elit; peristiwa karanganyar ini merkipun melukai/menciderai kebhinnekaan dan juga rasa keagaamaan dan kerukunan warganegara; bisa jadi juga untuk meredam atau mengalihkan isue-isue besar yg sedang berkembang…seperti century, mesuji. Maka kita sabar… bijaksana dan non violence dengan tetap menyerahkan kasus ini pada yang berwajib Kepolisian untuk diproses sesuai dengan keadilan hukum di Negeri Pancasila ini; Pihak pengelola…Rm Sunar dewan paroki melapor secara langsung datang di Polres/polsek supaya ditangani. Upload segala yg terjadi pada web ini. Kita tunggu secara aktif untuk selalu menanyakan hasilnya. KAS juga melapor ke POLDA Jateng untuk ditindaklanjuti peristiwa pelecehan keagamaan tersebut. Hasilnya kita tunggu secara aktif. Saat ini kondisinya di foto/video untuk melihat kondisi excitingnya. Untuk itu semua bentuk Tim internal….buat kuasa hukum. So yang kita lakukan jangan diam saja. Hallo kanca2 FMKI solo karanganyar…. Non volence. Berkah Dalem

  5. Sing waras ngalah…
    Menurut saya, tidak perlu ditanggapi dan tidak perlu diusut usut secara hukum karena memang itu yang ‘mereka’ kehendaki. Semakin kita bereaksi (apalagi sampai heboh di kepolisian/pengadilan dsb), semakin ‘sukses’-lah kerja provokasi mereka.
    Patung di rusak, taman di rusak, ya gawe maneh. Tinggal wara wara di akhir misa, langsung sumbangan ‘mbanyu mili’ ….. malah isa gawe sing luwih apik.
    Di rusak lagi? Ya gawe maneh….GITU AJA KOK REPOT !
    Berkah dalem. F. Didik W. Adhi

  6. Ya..ampun..
    Sedih rasanya membaca artikel ini..
    Entah apa yang dipikirkan nya,ampe ia melakukan hal itu…

    Moga hidup nya tenang n bahagia meski udah berbuat bgtu…
    Tuhan Memberkati…

  7. Bunda Maria mengorbankan kepalanya untuk menanggung dosa-dosa umat Kristiani…
    Semoga Bunda Maria tidak disalib seperti Jesus untuk menebus dosa umat manusia…
    Amen…!

    Bacalah kembali Kitab Penjanjian Baru…
    Untuk mengetahui segala dosa kita…
    Dan mengetahui siapa pemenggalnya…
    Pemenggal kepalanya tidak berbeda dari domba penyalib Jesus…
    Haleluya!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version