GEREJA Katolik memiliki banyak simbol sebagai ungkapan iman. Ketika kita berangkat tidur, seperti Yoseph kita membawa kesulitan hidup untuk dihadapkan pada Tuhan. Semoga Tuhan berkenan memberi solusi bijak untuk selanjutnya. Itu dilakukan sesuai suara hati yang berbisik lembut.
Pada Perayaan Ekaristi memperingati Pesta St. Yoseph setiap tanggal 19 Maret, Pastor Paroki St. Yohanes Penginjil Blok B, Jakarta Selatan, Romo Ponco Sukamat SJ menyatakan hal itu di Kapel St. Yohanes di hadapan umat, khususnya yang merayakan ulang tahun dengan nama babtis, St. Yoseph.
Gereja Katolik sepanjang sejarahnya, melalui para Paus, selalu menegaskan bahwa St. Yoseph adalah pelindung Gereja, juga sebagai pelindung para pekerja yang diperingati setiap tanggal 1 Mei. Kiranya, 1 Mei juga sebagai Hari Buruh, bertepatan dengan Perayaan St. Yoseph. Meskipun demikian, kita sering kurang memperhatikan St. Yoseph, yang selayaknya sejajar dengan devosi pada Bunda Maria.
Padahal, St. Yoseph berperan utama mendampingi Bunda Maria dan Yesus.
Oleh karena itu tepatlah hari ini kita mengingat kembali yang dinyatakan Paus Fransiskus pada tahun 2015 dalam kunjungannya di Filipina.
Kata Paus Fransiskus: “Saya mau menyatakan sesuatu yang sangat personal. Saya sangat mencintai St. Yoseph. Dia adalah pribadi yang kuat dalam diamnya. Di meja saya, saya mempunyai sebuah patung St. Yoseph yang sedang tidur. Meskipun ia tidur, tetapi hatinya tidak lepas dari Gereja. Dia bisa melakukan hal itu. Ketika saya mempunyai masalah atau kesulitan, saya menulis masalah atau problem saya dalam secarik kertas dan meletakkan di bawah patung itu, sehingga ia bisa memimpikan semua itu. Ini berarti, marilah kita berdoa kepada St. Yoseph, ketika kita menemukan kesulitan dan masalah hidup.”
Matius bab 1, ayat 20 bicara tentang hal ini.
Maria, tunangan Yoseph, menghadapi masalah pelik bahwa ia kedapatan hamil bukan darinya. Ketika itu, St. Yoseph bermimpi. Dalam imaginasinya, Tuhan menunjukkan solusi atas permasalahnya melalui seorang malaikat yang berkata:”Yoseph, anak Daud, jangan takut mengambil Maria sebagai isterimu, karena anak yang dikandung berasal dari Roh Kudus.”
Pada saat Raja Herodes ingin membunuh anak-anak lelaki Israel, termasuk bayi Yesus, St Yoseph pun dalam mimpi disapa oleh malaikat:”Bangunlah. Ambil anak itu beserta ibunya, dan mengungsilah ke Mesir, dan tinggalah di sana sampai saya memerintahkan kamu. Karena, Herodes mau mencari dan membunuh anak itu”.
St. Yoseph, Maria dan Yesus pun menjadi pengungsi di Mesir sesuai dengan mimpinya.
Ketika Raja Herodes sudah meninggal dunia, maka St. Yoseph pun mengakhiri masa pengungsian, dan kembali ke Nasareth sesuai dengan mimpinya. Maka, Yesus pun juga disebut: orang Nazareth.
Peran St. Yoseph yang membawa masalah hidupnya dalam mimpi sehingga Tuhan dialami selalu menyertai kehidupan keluarga Nazareth.
Dalam kehidupan kita, kadang kita menghabiskan tidur malam dengan begitu cemas karena memikirkan masalah kita. St. Yoseph mengingatkan kita bahwa saat-saat istirahat bawalah permasalah kehidupan dalam doa dan kita akan dapat mendengarkan suara Tuhan dengan lebih baik.
Kita diajak untuk seperti St. Yoseph untuk percaya pada kuasa Tuhan bahwa Tuhan pasti membuka jalan hidup kita. Hal ini, bukan sekadar meletakkan masalah kita di bawah bantal tidur kita.
Pada saat homili, Romo Ponco Sukamat SJ juga menunjukkan patung St. Yoseph sedang tidur.
patung2 St Yusup sangat cantik terbuat dari apa ya?
Bisa jadi terbuat dari resin