Paus Benedictus XVI di hari terakhir kekuasaannya di Tahta Suci tanggal 28 Februari 2013 juga mengucapkan ‘sumpah’ sama.
Sekalipun mantan Paus dan seorang teolog besar, namun begitu selepas dari pusat kekuasaan Tahta Suci, Paus pun berujar akan tetap menunjukkan sikap taat dan loyal kepada Uskup Roma yang baru, yakni Kardinal terpilih yang akan menjadi Paus berikutnya.
Bagi orang katolik yang paham tentang ‘dinamika’ batin dan spiritualitas kerohanian hidup kaum religius, sikap Paus itu tidak saja menunjukkan kearifan; melainkan juga kerendahan hatinya.
Jauh dari sikap arogansi, Paus Benedictus XVI telah menunjukkan diri sebagai orang beriman dengan tingkat spiritualitas yang sangat matang dan tinggi: rendah hati.
Tidak masuk memeluk agama lain
Ungkapan sikap dan keinginan rendah hati untuk senantiasa taat dan patuh kepada Gereja melalui Kekuasaan Tahta Suci ini juga seakan mau menepis rumor yang hari-hari ini beredar di Indonesia yang menyebutkan Paus telah ‘bertobat’ masuk memeluk agama lain.
Penegasan ingin senantiasa hormat dan taat kepada Gereja dan kepada Paus berikutnya ini beliau sampaikan saat bertemu dengan 100-an kardinal di Bangsal Clementinus. Setelah mengucapkan keinginan pribadi itu, Paus secara khusus menyalami satu per satu para kardinal tersebut.
“Saya akan tetap bersama Anda sekalian melalui doa-doa saya. Salah satu dari Anda semua nantinya akan menjadi Paus berikutnya. Kepada salah satu dari Anda semua inilah, saya berjanji akan tetap setia kepada Gereja dan Tahta Suci,” ungkapnya.
Dua Paus di Vatikan
Penegasan ini juga mengimplisitkan bahwa Benedictus benar-benar akan ‘menghilang’ dari peredaran agar jangan sampai muncul kesan di Vatikan ada dua Paus.
Hari Minggu lalu, Paus menyempatkan diri bertemu secara pribadi dengan tiga orang Kardinal kepercayaannya dengan siapa Paus ‘berkonsultasi’ menghadapi ‘prahara’ bocornya Skandal Vatileaks dimana banyak dokumen rahasia internal Gereja jatuh ke tangan media hingga diterbitkan dalam bentuk buku. Vatileaks merupakan skandal yang besar yang melanda Gereja di abad modern ini dan masalah ini akan menjadi ‘beban sejarah’ bagi Paus berikutnya.
Selain mewarisi beban sejarah yakni kasus Skandal Vatileaks yang telah ‘menelanjangi’ Gereja di meja redaksi pers, Paus berikutnya juga akan menghadapi persoalan yang tidak gampang. Selain meredam iklim persaingan antarkardinal di lingkungan internal Vatikan, Tahta Suci juga harus menemuhi unsur keterbukaan dalam manajemen pengelolaan keuangan di Bank Vatikan sebagaimana diundangkan oleh aturan perbankan Uni Eropa.
Sumber & Photo credit: The New York Times
Artikel terkait:
- Paus Benedictus XVI Mundur: Audiensi Umum Terakhir di Lapangan Santo Petrus dengan 200-an Ribu Peziarah (21)
- Paus Benedictus XVI Mundur: Perayaan Ekaristi di Setiap Keuskupan Italia untuk Ucapkan Syukur (20)
- Paus Benediktus XVI Mundur: Hari-hari Akhir di Tahta Suci (19)
- Doa Syukur dan Permohonan untuk Gereja Katolik Semesta, Paus Benedictus XVI dan Konklaf (2)
- Doa Syukur dan Permohonan untuk Gereja Katolik Semesta, Paus Benedictus XVI dan Konklaf (1)