Home BERITA Paus Fransiskus dan Nasi Goreng

Paus Fransiskus dan Nasi Goreng

1
Menu nasi goreng untuk Paus Fransiskus dalam rute penerbangan Jakarta-Port Moresby PNG (Kompas/Josie Hardianto)

Puncta 16 September 2024
PW. St. Kornelius, Paus dan St. Siprianus, Uskup, Martir
Lukas 7: 1-10

DALAM penerbangannya dari Jakarta menuju Port Moresby di pesawat Garuda, Dirut Garuda ingin menyajikan beragam menu pilihan untuk Paus. Ada menu Indonesia dan Italia.

Dia terkejut dan terharu sekaligus kagum, ketika Paus justru hanya memilih satu menu saja yakni nasi goreng ala Indonesia dan kopi satu cangkir, ditambah sedikit buah-buahan lokal.

Irfan Setiaputra terharu dan kagum akan kesederhanaan dan kesahajaan Paus. Beliau yang seorang Kepala Negara Vatikan dan Pemimpin Umat Katolik sedunia memilih cara hidup sederhana seperti orang biasa.

Nasi goreng yang dihidangkan adalah sama dengan yang disajikan kepada wartawan yang mengikuti perjalanan apostolik Paus.

“Yang membedakan, hanya senduk dan garpunya saja,” kata Irfan.

Yesus juga mengagumi seorang perwira di Kapernaum yang sangat dihargai. Kendati dia punya kedudukan tinggi, tetapi perwira itu sangat peduli pada hambanya yang sakit.

Ia menyuruh tua-tua Yahudi untuk mengundang Yesus, menyembuhkan hambanya.

Tetapi di tengah jalan perwira itu menyuruh sahabatnya untuk menyampaikan pesan kepada-Nya: “Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.”

Di hadapan Tuhan, kita ini tiada arti apa-apa. Kita ini manusia yang hina dan rendah. Perwira itu walau sangat dihormati di masyarakat, tetapi dia menganggap diri tidak layak di hadapan Tuhan.

Kesederhanaan Paus Fransiskus adalah teladan nyata. Walaupun beliau adalah kepala negara, tetapi naik pesawat komersial, tidak tidur kamar presidential suite di hotel berbintang lima, tapi di kamar kedutaan; tidak naik mobil kepresidenan tetapi mobil rakyat biasa; tidak makan pasta Italia tetapi nasi goreng Indonesia.

Hidup sederhana, bersahaja dan rendah hati, peduli sesama itulah yang dikehendaki Tuhan sebagaimana perwira di Kapernaum itu. Beranikah kita menjalani sikap ugahari seperti itu?

Tuhan berkenan menyembuhkan karena iman yang nyata dari perwira yang baik dan rendah hati.

Nasi goreng dicampur teri,
Menu favorit perdana Mentri.
Marilah kita saling mengasihi,
Kasih berasal dari Tuhan sendiri.

Wonogiri, imanmu bertumbuh
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version