SEPANJANG dua hari terakhir ini, di medsos berkembang “informasi” kurang akurat. Komentar-komentar itu antara lain menyebutkan, Paus Fransiskus kini dalam penerbangan menuju Bali, Indonesia.
Sebagian pengguna medsos lainnya justru mempertanyakan “keyakinan” tak berdasar tersebut dengan asumsi, Paus Fransiskus tengah terbang menuju Bali.
Informasi kurang akurat itu terjadi lantaran ada tayangan video pendek; berkisah tentang testimonial seorang jurnalis perempuan yang ikut dalam rombongan penerbangan Paus Fransiskus.
Komentar jurnalis perempuan di awal tayangan itu kurang lebih mengatakan: “Ikut dalam penerbangan Paus menuju Bahrain”.
Mirip-mirip saja
Untuk umat Katolik Indonesia di mana pertengahan bulan November 2022 ini akan berlangsung pertemuan puncak G-20 di Bali, maka tak ayal pengucapan “Bahrain” lantas terdengar mirip-mirip “Bali”.
Sudah pastilah bahwa Paus Fransiskus tidak punya kepentingan untuk datang di G-20 di Bali. Namun, hari-hari terakhir ini beliau justru terbang menuju Bahrain untuk kunjungan pastoral di negara Timur Tengah ini.
Mengapa bisa terjadi, pendengaran kita sampai “meleset” dari Bahrain ke Bali?
Masuk akal juga, karena tanggal 2-4 November 2022 lalu di Bali telah berlangsung pertemuan internasional yang menghadirkan ratusan peserta pemimpin agama-agama dan aliran kepercayaan dari berbagai negara.
Forum pertemuan ini disebut Forum Religion 20 atau R-20; digagas oleh PBNU bersama Liga Muslim Internasional.
Dari Vatikan, Paus telag mengutus Nuncio Dubes Tahta Suci untuk RI Mgr. Piero Pioppo untuk datang mewakilinya dan kemudian menyampaikan gagasan serta sambutannya.
Mungkin saja dari kegiatan R-20 yang lalu dan G-20 nanti di Bali itu, umat Katolik lantas mulai “tergoda” dan menjadikan rute penerbangan dari Roma ke Bahrain seperti yang diucapkan jurnalis perempuan itu sebagai lawatan pastoral Paus Fransiskus ke Bali. (Berlanjut)