Peduli dan Berbelarasa

0
Kepedulian

Puncta 11.01.24
Kamis Biasa I
Markus 1: 40-45

KITA semua pernah mengalami bagaimana situasi sulit saat Covid-19 sedang merajalela. Semua akses jalan di kampung ditutup. Orang tidak boleh leluasa beraktivitas. Mereka yang sakit dikarantina.

Orang yang terkena virus covid disingkirkan atau dijauhkan dari lingkungan masyarakat. Mereka dijauhi dan tidak bisa leluasa berkumpul dengan orang lain. Mereka diasingkan dari pergaulan bersama.

Sakit kusta zaman dahulu nasibnya sama seperti orang kena virus covid pada saat yang lalu. Mereka yang terkena kusta disingkirkan dan diasingkan dari kehidupan masyarakat. Mereka tidak diterima bergaul di kampungnya.

Suasana yang sama juga dialami oleh orang yang sakit kusta. Orang kusta ini memberanikan diri datang kepada Yesus. Dia memohon tanpa memaksakan kehendaknya. “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku,” pinta si kusta.

Hanya orang yang sungguh peduli dan punya rasa belas kasih saja, kiranya yang mau bergaul dengan orang kusta. Kebanyakan dari warga lebih memilih menjauhi dan menghindar jika harus berhadapan dengan orang kusta.

Kita juga alami saat covid kemarin. Banyak orang takut bertemu dengan penderita.

Yesus tergerak hati dan siap menolong. “Aku mau jadilah engkau tahir.” Dan orang itu pun sembuh.

Kita harus angkat jempol kepada para dokter, para medis dan relawan yang kemarin berjuang pada saat-saat sulit menghadapi virus Covid-19 yang menakutkan. Para tenaga kesehatan itu dengan rela berjuang, merawat, menolong bagi para penderita.

Yesus memberi teladan kepada kita untuk tidak menjauhi mereka yang membutuhkan pertolongan. Yesus tidak menghindar tetapi Dia menerima orang-orang yang dikucilkan.

Di sekitar kita ada saudara-saudara yang membutuhkan kepedulian dan belarasa kita. Ada para lansia atau jompo yang kadang merasa kurang diperhatikan. Ada orang yang dianggap aneh, gagal atau salah, lalu dijauhi.

Mari kita membuka hati dan tangan kita seperti Yesus. “Aku mau membantumu, saudaraku.”

Kita mohon rahmat Tuhan agar kita punya kepedulian dan belarasa dengan mereka yang dikucilkan.

Pergi ke sawah naik pedati,
Gerobak pedati ditarik dua ekor sapi.
Hanya dengan hati yang peduli,
Kita meneladan Yesus yang mengasihi.

Cawas, saling mengasihi dan peduli
Rm. A. Joko Purwanto Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version