Home BERITA Peduli Kebersamaan, Sediakan Mobil Antar Jemput Umat ke Gereja

Peduli Kebersamaan, Sediakan Mobil Antar Jemput Umat ke Gereja

0
Ilustrasi: Naik angkot. (Mathias Hariyadi)

BAPERAN – BAcaan PERmenungan hariAN.

Selasa, 21 September 2021.

Tema: Jalan hati.

Ef. 4: 1-7.

Mat. 9: 9-13.

SETIAP pribadi mempunyai potensi kebaikan. Sebuah gerakan hati yang tulus menanggapi apa yang terjadi.

Biasanya gerak batin ini keluar dari ketulusan hati yang spontan dan disadari. Tentu ada pula potensi yang tidak baik, alias cuek, acuh tidak acuh.

Di masa pandemi ini, pemberian sembako menjadi sesuatu yang indah. Pada situasi khusus, gerak kepekaan hati yang tulus dan baik ini dapat berupa pelibatan dalam suatu kegiatan bersama atau pemberian benda.

Paulus mensyukuri karunia-karunia yang ada dalam diri umat.

“Sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan, hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam segala hal saling membantu.” ay 1b-2.

Gerak menyapa dari yang hati terberkati

“Romo, saya kadang prihatin. Tetapi juga tidak tahu bagaimana harus mengatasinya,” curhat seorang umat paroki.

“Apa yang memprihatinkan Bu?” tanyaku ingin tahu.

“Beberapa kali akan ke gereja, saya mendengar kisah ada beberapa umat paroki kita yang tidak bisa ke gereja, hanya karena tidak tersedia transportasi. Rumahnya jauh. Mereka juga sudah berumur. Lalu, tidak ada yang mengantar.

Ada keluarga yang ingin ke gereja bersama. Kebetulan ada keluargadan anak-anaknya masih kecil. Mereka tidak bisa ke gereja bersama. Utuh satu keluarga. Lalu, mereka bergantian satu sama lain agar bisa ke gereja. Hadiri misa mingguan. Mereka hanya punya sepeda.

Miris hati saya sering melihat oma-oma naik-turun angkutan umum ke gereja. Jarak jauh dan situasinya berbahaya. Belum lagi, kalau angkutan itu ngetem. Kadang mereka terlambat ke gereja.

Kalau pulang, sudah lama menanti, capai, kepanasan di pinggir jalan. Kadang angkutan berlalu begitu saja di depan gereja.

Hati saya sedih.

Saya membayangkan, kalau itu terjadi pada diri saya. Selagi muda, tidak masalah, gampang diatasi. Tetapi kalau nanti sudah berumur?

Padahal hati kami rindu dekat Tuhan.

Kami ingin berhimpun satu dengan sesama untuk sekedar berdoa bersama. kebersamaan itulah yang menguatkan; yang menggembirakan bahkan menyehatkan. Bersama dengan yang lain, berdoa, memuji Tuhan, sangat menentramkan.

Berkumpul dengan yang seumur, bercakap-cakap, duduk berdampingan di dalam gereja, saling bercerita dan memahami.

Saling mendoakan itulah persaudaraan yang sungguh menyenangkan.

Hati saya sangat berbahagia dan tersentuh, kalau mereka terlihat berbicara bersama di halaman gereja; berjalan bersama menuju gereja. Duduk berdampingan bersama dalam gereja dan berdoa masing-masing.

Dari wajah dan sikapnya, mereka sungguh bersahaja berdoa dan dengan penuh kasih menyapa kehidupan.

Momen itu menggetarkan hati saya. Saya yakin oma-oma, juga opa-opa itu pasti selalu mendoakan kami.

Saya yakin karena beberapa dari mereka berkata, “Neng beberapa kali kok tidak kelihatan. Sakitkah? Kami mendoakan kalian.”

Sebuah kelembutan cinta yang tak terkata.

Sebuah sentuhan batin yang menggetarkan.

Sebuah sapaan hati yang menyadarkan bahwa aku adalah saudara mereka. Dan kami dicintai.

Saya meneteskan airmata. Airmata bahagia. Hatiku pun tersenyum.

Keindahan dan hanya kebaikan semata

Pelan-pelan, tapi pasti Tuhan menggerakkan hati kami. Kami akan berusaha bagaimana oma opa ini bisa datang dan pergi ke gereja dengan gembira. Tanpa harus membuang banyak waktu di jalan dan juga terjamin keselamatan mereka.

Suami saya pernah berkata, “Apa kita bisa membantu mereka ya?”

Mereka seperti orangtua kita sendiri. Kendati tidak bertalian darah, mereka yang memperhatikan dan mendoakan kita,” demikian kisah panjang ini dibeberkan.

Mungkinkah kita meminjamkan kendaraan kita untuk antar jemput mereka? Tinggal kita mencari sopir dan menjemput mereka di beberapa titik tertentu?

“Iya itu baik Pi, tapi siapa sopirnya?”

“Iya juga ya. Nanti akan kita cari dan kita pikirkan lebih lagi. Minimal aku punya rencana. Nanti kita usahakan sebuah mobil sederhana. Kita berikan kepada Romo atau  paroki untuk antar jemput mereka. Papi sungguh sedang memikirkan hal ini,” begitu sang suami punya usulan.

“Papi baik deh. Semoga dilancarkan Tuhan ya  Pi,” dukung sang isteri yang sedari awal punya perhatian untuk sesama.

Yesus berkata, “Yang kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan.” ay 13a.

Tuhan, biarlah sinar Ilahi-Mu menuntun langkah hidup kami. Amin.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version