Home BERITA Pelajaran Berharga dari Tiga Pejabat Negara

Pelajaran Berharga dari Tiga Pejabat Negara

0
Ilustrasi: Menolong orang sekarat. (Ist)

Puncta 25.09.22
Minggu Biasa XXVI
Lukas 16: 19-31

BELUM selesai kasus Jendral Duren Tiga, kini kita mendengar berita kasus penangkapan Gubernur Papua, dan terbaru seorang Hakim Agung nan mulia.

Seorang pejabat pemerintahan ditangkap karena dugaan korupsi. Seorang Hakim Agung yang sangat terhormat ditangkap, karena dugaan suap menyuap penanganan suatu perkara di Mahkamah Konstitusi.

Kasus jenderal itu berhubungan dengan status kekuasaan. Kasus Hakim Agung dan Gubernur ini behubungan dengan uang atau harta kekayaan.

Harta dan kuasa bisa sangat menggoda manusia terjerumus dalam kejahatan dan dosa.

Dengan kekuasaannya terhadap anak buah, jenderal itu bisa memerintahkan pembunuhan dan menghilangkan alat-alat bukti.

Harta dan uang sungguh menggiurkan, sehingga seorang Hakim Agung yang mulia pun bisa tergoda.

Pada akhirnya uang dan kuasa tidak membawa bahagia, tapi justru mengantar mereka pada kejatuhannya.

Sangat miris dan memprihantinkan, jika orang hanya menumpuk harta untuk dirinya sendiri.

Tidak hanya dunia yang menghukum perbuatan kita, tetapi di akhirat juga ada hukuman.

Yesus menggambarkan hukuman kekal itu dengan ilustrasi tentang orang kaya dan Lazarus. Orang kaya itu hanya memikirkan dirinya sendiri.

Ia memperkaya diri dengan jubah ungu dan pakaian halus. Ia bersukaria dalam kemewahan setiap hari.

Sementara di dekatnya ada pengemis kelaparan penuh borok. Pengemis itu makan dari sisa-sisa yang jatuh dari meja si kaya.

Dia dibiarkan mati dalam kelaparan dan derita, tanpa ada yang menolongnya. Orang kaya itu tidak bertindak apa-apa untuk menolong Lazarus.

Si kaya itu pun juga mati. Di alam baka kondisinya menjadi terbalik. Lazarus mengalami kebahagiaan. Dia duduk dalam pangkuan Abraham. Sedang orang kaya itu menderita kesakitan yang luar biasa.

Ternyata kehidupan surgawi itu diciptakan sejak kita menjalani hidup di dunia. Segala perbuatan kita selagi di dunia akan ditimbang dan diukur di akherat.

Ketika kita tidak berbuat adil, benar dan baik kepada sesama, kita juga tidak berbuat itu kepada Tuhan.

Seperti orang kaya yang tidak mau menolong Lazarus, demikian juga nanti di akhirat tidak ada yang mau menolong.

Ketika kita dengan ikhlas mau menolong orang lain, maka pertolongan akan datang pula saat kita membutuhkan.

Tuhan bisa menolong kita melalui orang atau peristiwa yang tidak disangka-sangka.

Ingatlah alam baka selagi kita masih di dunia, karena tidak ada lagi yang mampu menolong kita kecuali perbuatan baik kita di dunia ini.

Marilah kita berbuat baik sebelum terlambat kembali ke akhirat.

Kancing baju namanya “benik”
Jarum jahit disebut “peniti”
Marilah kita terus berbuat baik,
Sebagai bekal perjalanan abadi.

Cawas, jangan lelah berbuat kebaikan…

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version