Home BERITA Pelangi Nusantara, Manfaat Bertoleransi dengan Sesama Beda Keyakinan

Pelangi Nusantara, Manfaat Bertoleransi dengan Sesama Beda Keyakinan

0
Ilustrasi -- Suster biarawati dengan banyak teman sekampus beda keyakinan (ist)

INDONESIA adalah negara yang jumlah populasi Umat Muslim terbesar di dunia. Meski mayoritas berpenduduk Muslim, namun Indonesia sebagai negara tetap menjamin hak-hak azasi setiap warga negaranya. Juga dalam hal kebebasan memilih agama dan kepercayaan religiusnya.

Perbedaan agama, ras, suku, latar belaang budaya, dan status sosial menantang setiap warga negara untuk mengambil sikap tertentu.

Kita masing-masing ditantang harus mampu membuat keputusan personal. Tentu saja, menjadi baik kalau setiap WNI bisa memahami satu sama lain. Juga menjunjung sikap saling menghargai dan menghormati.

Pelangi Nusantara

Bagi saya, semua fakta perbedaan itu ibarat warna-warni sebuah pelangi di langit. Indah dipandang karena menyakikan beragam warna yang berpadu menjadi satu. Maka, di situ akan terciptalah keindahan.

Perbedaan itu memberi keindahan, justru dalam kebersamaa itu ada sikap saling menghargai satu sama lain

Pengalaman studi

Seorang suster biarawati OSA mengaku, setiap hari dia bertemu dengan teman teman sekampus yang mayoritas beragama Islam. Meskipun berbeda keyakinan, hal itu tidak pernah menjadi masalah baginya.

Selama kuliah, sungguh juga tidak mudah  baginya untuk bisa mengerti dan memahami materi kuliah. Apalagi di kampus itu, ada jarak usia yang lumayan banyak antara dia dan teman-teman kuliahnya. Mayoritas mereka jauh lebih muda dari suster tersebut.

Kesulitan lain adalah kemampuan intelektual teman-teman yang lebih muda itu juga lebih thok cer. Alias cepat menangkap esensi materi kuliah.

Meskipun sulit untuk memahami materi, namun hal itu tidak membuat suster biarawati ini lalu merasa putus asa dan cepat menyerah. Karena justru berbeda usia dan derajat menangkap esensi informasi itulah, suster biarawati ini merasa dipacu untuk mengejar ketinggalan. “Itu membuat saya lebih rajin belajar,” ungkap suster itu kepada penulis.

Ketergantungan pada Tuhan

Salah satu faktor yang membuat dia bersemangat belajar adalah keinginan bisa secepatnya bisa menyelesaikan pendidikan ini dengan lancar. Bagi dia pribadi, peringkat prestasi bukanlah utama. “Yang terpenting buat saya tidak mengulang alias her ujian. Maka, hal itu adalah rahmat yang lebih dari cukup,” tambahnya mantap.

Dalam situasi sulit di mana dia susah menangkap materi kuliah, maka doa kepada Tuhan itu mampu membantunya untuk melepas “ketegangan”.

“Puji Tuhan. Ngefek baik juga,” terang suster ini.

Lantas, semuanya bisa berjalan sesuai dengan keinginan dan niat. Akibatnya, segala usaha dan kerja keras itu lalu bisa dinikmati. Justru berkat itu datang dari hasil Kerjasama dengan teman-teman sekampus yang berbeda keyakinan.

Tuhan memang suka “campur tangan” dalam setiap momen kehidupan. Termasuk di dalam hidup suster biarawati OSA ini.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version