Home BERITA Pelita Hati: 01.11.2018 – Kebahagiaan Sejati

Pelita Hati: 01.11.2018 – Kebahagiaan Sejati

0

Bacaan Matius 5:1-12a

Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga. (Mat.5:3-12a)

SAHABAT pelita hati,

Kalender liturgi hari ini mencatat sebagai hari raya orang kudus. Perayaan ini ditujukan untuk menghormati semua saksi iman yang mati bagi Kristus  dimulai pada tahun 609 oleh Paus Bonifasius IV. Dalam perayaan ini direnungkan teks “Sabda Bahagia” atau yang lazim kita kenal dengan “delapan sabda bahagia”. Ada ucapan bahagia ditujukan kepada umum (ay.3-10) dan ucapan bahagia tertuju secara khusus kepada para murid dan jaminan akan upah surgawi.

Sahabat terkasih,

Kita percaya para kudus yang telah mulia di surga adalah kelompok orang-orang berbahahia karena berkat imannya dahulu mereka menghayati hidup miskin, berdukacita, lemah lembut, lapar dan haus akan kebenaran, murah hati, suci hati, membawa damai, dianiaya demi kebenaran, dicela dan dianiaya karena Yesus, difitnahkan segala yang jahat. Mereka yang wafat sebagai martir karena aniaya telah mengorbankan hidupnya bagi Tuhan dan layak berbahagia di surga mulia. Itulah kebahagiaan sejati.

Sahabat terkasih,

Marilah kita berjuang untuk menghayati hidup miskin di hadapan Allah. Artinya, hidup yang selalu rindu akan Tuhan, selalu berkekurangan jika tidak hidup dekat dengan Tuhan. Semoga kita bisa menjadi pribadi yang selalu mengandalkan Tuhan dan dengan rendah hati percaya hanya Tuhanlah yang menjadi penopang kebahagiaan sejati satu-satunya. Inilah inti sari hidup miskin di hadapan Allah.

Jika memang berbuat salah,
mengapa harus mengelak juga?
Yang hidup miskin di hadapan Allah,
dialah pemilik kerajaan surga.

dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version