Sahabat pelita hati,
PELITA sabda hari ini mengisahkan Yohanes Pembaptis yang terbunuh dengan sebuah rekayasa dan tipudaya, akibat dendam dan sakit hati. Herodes dan Herodias isterinya menyimpan dendam kepada Herodes karena perkawinan mereka dinilai melanggar adat dan aturan agama. Herodes mengambil atau merebut Herodias isteri Filipus saudaranya. Singkat cerita, rekayasa Herodias yang memanfaatkan anaknya berujung pada pemenggalan kepala Yohanes Pembaptis.
Sahabat terkasih,
Itulah nasib tragis seorang nabi yang menyuarakan kebenaran. Apakah terbunuhnya Yohanes pembaptis mengkerdilkan orang-orang yang ingin memperjuangkan dan menegakkan kebenaran? Ternyata tidak! Nyatanya banyak bermunculan orang yang dengan gigih dan tegar mengajarkan dan memperjuangkan kebenaran. Mereka adalah para martir yang dengan rela mempertaruhkan nyawa dan hidupnya demi iman dan kebenaran. Semoga kesaksian iman Agata dan Yohanes Pembaptis, serta para martir Gereja menginspirasi kita untuk tak berhenti mewartakan kebaikan. Sekecil apa pun perbuatan kita untuk memperjuangkan kebaikan dan kebenaran akan berkenan di hati Tuhan. Mari kita perjuangkan di lingkungan sekitar kita melalui tugas dan tanggungjawab kita. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Buang Manggis buah rambutan, kulitnya merah dagingnya putih menawan. Yohanes Pembaptis adalah teladan, pejuang kebaikan dan kebenaran.
Agar tetap rendah hati, selalu menjaga nurani. Inilah sang nabi sejati, Yohanes Pembaptis sang pemberani.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St.Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Ibrani 13:1-8
Markus 6:14-29
Raja Herodes juga mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya sudah terkenal dan orang mengatakan: “Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia.” Yang lain mengatakan: “Dia itu Elia!” Yang lain lagi mengatakan: “Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu.” Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: “Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi.” Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah menegor Herodes: “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!”
Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: “Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!”, lalu bersumpah kepadanya: “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!”
Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: “Apa yang harus kuminta?” Jawabnya: “Kepala Yohanes Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: “Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!” Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara.
Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan. (Mrk.6:14-29)