Home KITAB SUCI & RENUNGAN HARIAN Pelita Hati: 04.09.2023 – Berpihak Pada Yang Lemah

Pelita Hati: 04.09.2023 – Berpihak Pada Yang Lemah

0

Sahabat pelita hati, 

PELITA sabda hari ini berkisah tentang  Yesus yang ditolak di Nazaret. Namun penolakan ini sebenarnya merupakan ujung akhir dari narasi panjang tentang visi-misi pewartaan Yesus serta pengajaran-Nya di sinagoga. Di dalam Sinagoga atau tempat ibadah orang Yahudi Tuhan membaca sebuah nas dari kitab Yesaya. Nas inilah yang kemudian diyakini sebagai visi-misi dan program hidup Yesus dalam karya-Nya. Tuhan sungguh memberi perhatian dan berpihak pada orang-orang kecil, lemah, miskin dan tersingkir. Orang-orang dalam kelompok inilah yang disebut sebagai kelompok lemah dan tak berdaya. Saudara-saudari kita seperti inilah yang sewajibnya mendapat perhatian lebih dari kita karena mereka inilah yang dikategorikan tak mampu berdiri tegak dengan kekuatannya sendiri.

Sahabat terkasih, 

Apa yang bisa kita lakukan untuk saudara-saudari kita yang kurang beruntung? Tidak harus banyak dan besar nilainya, terpenting adalah kehendak kita untuk berbagi kasih kepada yang menderita. Bunda Theresa pernah berkata, “Jika kita tak mampu memberi makan kepada ratusan orang, berikanlah kepada satu orang.” Tuhan tak menilai besarnya perbuatan kita tetapi niat dan kehendak baik kita. Marilah kita berbagi berkah untuk menguatkan sanak saudara kita yang lemah. Berkah Dalem.

Untung saja bisa bertemu,
sehingga ada jalan keluarnya.
Aku berkata kepadamu,
tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah DalemSt. Istata Raharjo,Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

————————————————————————————

Bacaan:

1Tes. 4:13-17;

Lukas 4:16-30 

Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis:  “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: “Bukankah Ia ini anak Yusuf?” Maka berkatalah Ia kepada mereka: “Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!” Dan kata-Nya lagi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.  Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu.” Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu.  Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.  (Luk. 4:16-30)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version