Sahabat pelita hati,
PELITA sabda hari ini menegaskan nasib tragis Yesus di saat menjelang wafat-Nya. Ia dikhianati oleh salah seorang dari duabelas rasul pilihan-Nya. Ia tega menyerahkan Yesus hanya karena sejumlah uang sebesar tigapuluh uang perak. Seberapa besar nilai tigapuluh uang perak itu? Kon 1 keping uang perak itu dihargai 3 dinar. Maka, 30 uang perak berarti 90 dinar. Jika 1 dinar nilainya sama dengan upah pekerja sehari (misalnya Rp.100.000,) artinya nyawa Tuhan dihargai senilai Rp.900.000, oleh Yudas Iskariot. Sahabat-sahabat bisa membayangkan betapa jahatnya hati Yudas, salah seorang dari duabelas murid-Nya. Namun itulah keputusan yang diambil Yudas, keputusan yang sangat bodoh dan konyol.
Sahabat terkasih,
Setiap orang pasti tidak suka disebut sebagai pengkhianat. Sementara setiap dari kita pasti tidak mau dikhianati. Pelita sabda kita hari ini menegaskan bahwa penghianatan Yudas menimbulkan rasa sedih para rasul lainnya. Bahkan mereka bingung dan sedih sejak Yesus mengatakan bahwa ada dari antara mereka yang akan menyerahkan Diri-Nya kepada orang-orang yang memusuhi-Nya. Tetapi Yesus tetap tegar menghadapi saat-saat akhir hidup-Nya. Tuhan tetap ingin menuntaskan perutusan-Nya hingga di puncak gunung penyaliban. Sebuah komitmen setia yang menjadi contoh bagi para pengikut-Nya. Semoga kita dapat mewarisi komitmen setia Tuhan dalam hidup sehari-hari. Tak menjadi Yudas di zaman ini. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Zaman ini bukan zaman perjodohan, bebas untuk menentukan pilihan. Mohon ampun kepada-Mu ya Tuhan, atas segala dosa dan kesalahan.
Membeli pot di samping kelurahan, untuk memperindah taman di halaman. Yudas Iskariot adalah murid Tuhan, pengkhiantannya sungguh memalukan.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Yesaya 50:4-9a
Matius 26:14-25
Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata: “Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?” Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: “Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?” Jawab Yesus: “Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku.” Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah. Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu. Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: “Bukan aku, ya Tuhan?” Ia menjawab: “Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.” Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: “Bukan aku, ya Rabi?” Kata Yesus kepadanya: “Engkau telah mengatakannya.” (Mat 26:14-25)