Bacaan Matius 14:22-33
Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: “Itu hantu!”, lalu berteriak-teriak karena takut. Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” (Mat.14:22-27)
Sahabat pelita hati,
SETIDAKNYA ada dua pesan keutamaan yang dapat kita renungkan dari pelita sabda hari ini, yaitu: pentingnya doa sebagai alat utama komunikasi dengan Tuhan dan keyakinan bahwa Tuhan senantiasa hadir menyertai para murid dan kita umat-Nya. Penting dan perlunya menghidupi tradi berdoa diteladankan oleh Yesus sendiri. Di tengah kesibukan karya-Nya Yesus mengambil waktu secara pribadi untuk menimba kekuatan dari Bapa melalui doa. Bila Yesus merasa perlu mengambil waktu berkomunkasi dengan Bapa lalu bagaimana dengan kita? Apakah kita juga meluangkan waktu secara khusus berkanjang di hadapan Tuhan? Atau kita terlalu sombong sehingga merasa tidak perlu mengambil waktu secara khusus untuk berdoa dan berkomunikasi dengan Tuhan? Ingatlah bahwa doa adalah sumber kekuatan bagi hidup kita.
Sahabat terkasih,
Pelita sabda hari ini juga menegaskan bahwa Yesus selalu hadir dan menyertai terutama di saat-saat kita bergumul dalam perjuangan kesulitan. Ia hadir ketika perahu para murid diombang-ambingkan oleh angin sakal. Karenanya kita tak boleh putus asa karena Tuhan selalu ada dan hadir pada saatnya. Dalam badai kehidupan sebesar apa pun Tuhan hadir, menyapa dan memberi ketenangan kepada kita. Yang dibutuhkan adalah sikap hati kita yang terbuka dan percaya kepada-Nya. Yakinlah Tuhan takkan membiarkan kita terombang ambing oleh bagai kehidupan. Ia bukan hantu tetapi Tuhan yang selalu memberi penyelamatan.
Pergi ke Lampung membeli duku, duku manis kesukaan ibuku. Ya Allah gunung batuku, Perisai dan pelindungku
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem Rm.Istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)