Sahabat pelita hati,
KISAH perjumpaan Yesus dan perempuan Samaria ini adalah kisah pertobatan seorang anak manusia yang hidup berlumpur dosa kemudian menjadi pewarta kabar gembira bagi sesamanya, setidaknya untuk orang-orang di kampung halamannya. Kalau membaca perikop ini secara teliti, terlihat adanya beberapa tahapan dalam proses mengenal Tuhan. Awalnya, perempuan Samaria itu mengenali Yesus sebagai salah satu dari umat Yahudi. Kemudian percakapan mereka berujung pada terbukanya jati diri si perempuan itu, bahwa dia adalah seorang pendosa. Selanjutnya perempuan itu mengetahui bahwa Yesus adalah seorang nabi. Ujung dari proses beriman perempuan Samaria ini meyakini bahwa Yesus bukan sekedar nabi tetapi Mesias, Sang Penyelamat. Ia pun tak hendak menyimpannya sendiri. Perempuan itu berkeliling kota menceritakan apa yang dialaminya bersama dengan Kristus, sehingga banyak orang yang percaya berkat cerita perempuan Samaria ini.
Sahabat terkasih,
Perempuan Samaria itu “diubah” atau “berubah” orientasi hidupnya setelah berjumpa dengan Tuhan. Yang semula ia adalah pendosa kemudian menjadi pewarta bagi sesamanya. Bagaimana dengan perjumpaan kita dengan Tuhan dalam ekaristi, dalam sabda kudus-Nya dan dalam doa-doa harian kita? Apakah hidup kita mengalami perubahan dan pembaharuan? Apakah kita semakin bersemangat mewartakan kabar gembira Tuhan? Semoga olah rohani selama masa prapaskah ini menjadikan kita makin bersemangat dalam mewartakan kabar kebaikan Tuhan di tengah-tengah masyarakat. Semangat hari Minggu.
Gadis cantik jadi pujaan, mata lentik ayu parasnya. Mari mendekat kepada Tuhan, Dia 'kan melimpahkan berkah-Nya.
Jalan-jalan ke Taman Ria, taman yang indah dan mempesona. Inilah kesaksian orang-orang Samaria, kami percaya, Ia benar-benar penyelamat dunia.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Keluaran 17:3-7
Roma 5:1-2.5-8
Yohanes 4:5-42
Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf. Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: “Berilah Aku minum.” Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: “Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?” (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.) Jawab Yesus kepadanya: “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.” Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?” Jawab Yesus kepadanya: “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air.” Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini.” Kata perempuan itu: “Aku tidak mempunyai suami.” Kata Yesus kepadanya: “Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar.” Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah.” Jawab perempuan itu kepada-Nya: “Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami.” Kata Yesus kepadanya: “Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau.” Pada waktu itu datanglah murid-murid-Nya dan mereka heran, bahwa Ia sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan. Tetapi tidak seorang pun yang berkata: “Apa yang Engkau kehendaki? Atau: Apa yang Engkau percakapkan dengan dia?” Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ: “Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?” Maka mereka pun pergi ke luar kota lalu datang kepada Yesus. Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: “Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat.” Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka meminta kepada-Nya, supaya Ia tinggal pada mereka; dan Ia pun tinggal di situ dua hari lamanya. Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan-Nya, dan mereka berkata kepada perempuan itu: “Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia.” (Yoh. 4:5-20, 25-30, 39-42.)
bagus, mudah dipahami, mengharapkanbutk jadi bacaan renungan harian