LALU muncullah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari sorga. Maka mengeluhlah Ia dalam hati-Nya dan berkata: “Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda.” Ia meninggalkan mereka; Ia naik pula ke perahu dan bertolak ke seberang. (Mrk. 8:11-13)
Santo Agustinus pernah berkata, “Ab eo qui fecit te, noli deficere nec ad te”.
Artinya, Jangan berbalik dari Dia yang menciptakanmu dan jangan pula berpaling dari dirimu sendiri. Yang dibutuhkan adalah ketulusan hati dan kesediaan diri untuk berbakti kepada Sang Pemilik hidup ini. Kata-kata ini pantas didengar oleh orang-orang Farisi atau orang-orang yang bermental Parisi di zaman ini.
Ketulusan hati diperlukan dalam hidup, apalagi di hadapan Tuhan. Pantaslah jika Yesus ‘malas tau’ terhadap orang-orang Farisi yang meminta tanda dari surga. Marilah belajar menjadi tulus hati.
Jabat tangan tanda persaudaraan,
Tuhan berkenan pada ketulusan.
dari Papua dengan cinta
Berkah Dalem – rm.is