Sahabat pelita hati,
SALAM seroja, sehat rohani-jasmani. Berkah Dalem.
Hari ini kita merenungkan kisah perjumpaan antara Yesus dan seorang yang berharta banyak. Ia ingin memperoleh hidup kekal. Niatnya sungguh mulia apalagi ia sudah melaksanakan dan mematuhi ajaran Taurat, terutama kesepuluh perintah Allah. Kepada Yesus ia bertanya: apa lagi yang harus dilakukan agar memperoleh hidup kekal?
Tuhan menuntut agar pulang ke rumah, menjual seluruh hartanya dan membagikan kepada orang miskin. Orang itu pun sedih karena hartanya banyak dan diyakini ia pun tak menjual harta-hartanya.
Kisah ini memberi pesan bahwa untuk mengikuti Yesus dibutuhkan pengorbanan. Berkorban berarti mengabaikan kebutuhan diri demi orang lain, terutama yang menderita dan butuh perhatian. Mengikut Tuhan bukan soal kemauan tetapi harus mewujud dalam tindakan.
Sahabat terkasih,
Tuhan kemudian menyampaikan kata-kata ini, “Alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lubang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Apa maksudnya?
“Lubang jarum’ adalah sebuah pintu kecil di pintu gerbang kota Yerusalem. Pintu gerbang utama hanya dibuka pada jam-jam tertentu, selebihnya harus melalui pintu kecil yang disebut dengan istilah ‘lubang jarum’. Para pedagang biasanya mengangkut dagangannya dengan unta, ia harus menurunkan dulu semua barang dagangannya kemudian dengan paksa menarik unta itu ke dalam.
Maka sabda Yesus ini mau menegaskan bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah, seseorang harus menanggalkan harta miliknya lebih dahulu. Mengesampingkan kepentingan diri dan mengarahkan hati ‘hanya’ kepada Tuhan yang hadir dalam diri orang-orang kecil dan menderita. Apakah kita sungguh telah mengusahakannya? Iman bukan hanya berhenti dalam kata-kata, harus mewujud dalam perbuatan nyata. Selamat hari Minggu, selamat beribadah. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Bunga mawar indah dan harum,
taman bunga di belakang sekolah.
Lebih mudah unta melewati lubang jarum,
daripada orang kaya masuk kerajaan Allah.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Keb.7:7-11
Ibr.4:12-13
Markus 10:17-30
Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: “Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus: “Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!” Lalu kata orang itu kepada-Nya: “Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.” Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: “Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya. Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: “Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan berkata: “Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah.” Berkatalah Petrus kepada Yesus: “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!” Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal. (Mrk.10:17-30)