Sahabat pelita hati,
SALAM seroja, sehat rohani dan jasmani. Berkah Dalem.
Pelita sabda hari ini mengisahkan orang-orang Farisi yang mengkritik dan mencela murid-murid Yesus karena memetik gandum di hari sabat. Orang-orang Farisi yang mengaku diri sebagai pewaris hukum Musa ini sangat ketat dalam menjaga tegaknya aturan-aturan hukum Taurat, salah satunya adalah hukum sabat. Dari satu pihak harus diakui ketaatan orang-orang Farisi itu, tetapi sayangnya mereka sering jatuh pada ‘ketaatan buta’ alias melaksanakan aturan demi mengabdi pada aturan tanpa menyertakan perasaan hati serta mempertimbangkan situasi maupun konteks hidup yang ada. Padahal aturan itu dibuat untuk membantu manusia agar tatanan hidup berjalan dengan baik namun nyatanya justru membuat orang menderita karena kemanusiaannya diabaikan dan dilanggar oleh ketatnya aturan. Bagaimana mungkin seorang yang sedang menderita sakit keras harus dibiarkan jika hari itu adalah hari Sabat?
Sahabat terkasih,
Tuhan mengajak kita untuk tidak menghamba pada hukum Sabat dan Taurat alias tidak menjalankan hidup keagamaan karena takut pada aturan tetapi agar menghayatinya dengan segala ketulusan. Kita harus beriman dalam kegembiraan bukan dengan ketakutan. Semoga pelita sabda hari ini membawa kita pada sikap bijak hati dan tak mengabdi pada “ketaatan buta” seperti yang dihayati oleh para Farisi. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Tetap kuat walau sudah lanjut usia, jaga hati dan pola hidup sehat. Hari Sabat diadakan untuk manusia, dan bukan manusia untuk hari Sabat.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
1Sam. 16:1-13
Markus 2:23-28
Pada suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum. Maka kata orang-orang Farisi kepada-Nya: “Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?” Jawab-Nya kepada mereka: “Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Besar lalu makan roti sajian itu — yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam — dan memberinya juga kepada pengikut-pengikutnya?” Lalu kata Yesus kepada mereka: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.”(Mrk. 2:23-28)