IA bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?”
Maka jawab Petrus: “Engkau adalah Mesias!”
Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia.
Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: “Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” (Mrk. 8:31-33)
Penginjil Markus dengan amat tegas menampilkan Yesus sebagai mesias yang menderita. Maklumlah Injil Markus ditulis di Roma, saat umat Kristen mengalami penderitaan dan aniaya. Sebagaimana Yesus yang rela menderita demikianpun kita harus siap menghadapi tantangan dan perjuangan. Jika sedang menghadapi kesulitan dan penderitaan, pandanglah Yesus yang dengan teguh dan setia menjalaninya. Semoga kita pun menjadi setia.
Jika main ke pelabuhan
jangan lupa memancing ikan,
Salib tanda cinta Tuhan,
salib yang menyelamatkan.
dari Papua dengan cinta_
Berkah Dalem – mois