Sahabat pelita hati,
SALAM seroja, sehat rohani-jasmani. Berkah Dalem.
Hari ini kita merenungkan tentang “Sabda Bahagia” menurut penginjil Lukas. Yang istimewa adalah “Sabda Bahagia” itu dilanjutkan dengan “Peringatan-peringatan” atau “Sabda Celaka”. Tertuju kepada orang-orang yang berkelebihan atau kaya. Pertanyaanya, Apa yang salah dari orang kaya sehingga ada sederet peringatan dan “Sabda Celaka” ini?
Sahabat terkasih,
Karya dan pewartaan Yesus ditujukan kepada semua orang. Namun demikian Tuhan memberikan perhatian khusus kepada orang kecil, lemah, miskin dan tersingkir (KLMT). Orang-orang seperti ini memang harus ditopang karena ada dalam posisi lemah dan tak berdaya. Sedangkan orang kaya adalah orang yang dapat menopang dirinya berkat macam-macam kelebihan dalam dirinya.
Mereka mendapat peringatan keras dari Yesus dengan sejumlah perilakunya. Misalnya, kita ingat kisah seorang kaya yang tidak peduli kepada Lazarus yang miskin. Kekayaannya membuat mereka tak peduli kepada sesama terutama yang lemah dan menderita. Orang-orang kaya seperti inilah yang diperingatkan Tuhan. Mereka akan menjadi celaka jika tak pernah menggunakan kekayaannya untuk memperhatikan orang yang berkekurangan.
Semoga pelita sabda hari ini membuat kita semakin peduli terhadap sesama terutama yang lemah dan menderita. Inilah jalan bagi kita untuk menuju bahagia. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Buah Alpukat dan buah Pepaya,
tumbuh bersama di belakang rumahmu.
Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya,
karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Yeremia 17:5-8
1 Korintus 15:12.16-20
Lukas 6:17.20-26
Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: “Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.”