Bacaan: Sir. 10:1-8, 1Ptr. 2:13-17, Matius 22:15-21
Orang-orang Farisi menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” Maka Ia bertanya kepada mereka: “Gambar dan tulisan siapakah ini?” Jawab mereka: “Gambar dan tulisan Kaisar.” Lalu kata Yesus kepada mereka: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” (Mat 22:16-17.20-21)
Sahabat pelita hati,
PERINGATAN HUT kemerdekaan RI ke-76 tahun ini masih kita rayakan dalam suasana prihatin karena bangsa dan negara kita masih bergulat dengan pandemi covid-19. Namun tak menghalangi kita untuk menaikkan puji dan syukur kepada Tuhan atas anugerah kemerdekaan serta berdoa bagi kemuliaan abadi para pahlawan yang telah mengorbankan nyawa untuk merebut kemerdekaan dari penjajah. Semoga pemerintah daerah hingga pusat beserta para tenaga kesehatan (nakes) dapat mencontoh semangat para pahlawan dalam melawan dahsyatnya pandemi covid-19 ini.
Sahabat terkasih,
Ketiga bacaan permenungan dalam pelita sabda hari ini semuanya mengangkat tema tentang hakekat kemerdekaan. Merdeka berarti bebas untuk melakukan kebaikan. Hidup sebagai orang merdeka berarti hidup sebagai hamba-hamba Allah. Dan Injil menegaskan bahwa merdeka berarti hidup dengan totalitas hati mengabdi kepada Tuhan dan kepada bangsa dan negara. Kasih kita kepada Tuhan harus mewujud kepada sesama terutama yang menderita. Kasih kepada Allah mewujud dalam kepada bangsa dan negara Indonesia, apapun tugas, pekerjaan dan panggilan hidup kita. Bagaimana ajakan ini harus diwujudnyatakan?
Sahabat terkasih,
Anda yang bekerja sebagai ASN, aparatur pemerintah, legislatif, pendidik dan saat ini terutama para tenaga kesehatan (nakes), abdikan hidup dengan sepenuh hati dan penuh tanggung jawab, dengan totalitas hati dan prestasi. Bukan untuk kepentingan diri tetapi untuk kepentingan masyarakat yang kita layani dan nama baik negara yang kita abdi. Singkat kata, apa pun tugas, tanggungjawab dan panggilan kita, mari kita persembahkan pengabdian kita secara total. Janganlah menjadi generasi bangsa yang setengah-setengah. Itulah sebentuk persembahan hati kita bagi negeri tercinta ini. Merdeka bangsaku, jayalah Indonesiaku. Berkah Dalem.
Tujuhbelas Agustus tahun Empat Lima, itulah hari kemerdekaan kita Abadikan hidup kepada sesama, terutama yang lemah dan menderita.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem**Rm.Istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)