Sahabat pelita hati,
HARI ini adalah Minggu Prapaskah IV, lazim disebut Minggu Laetare yang berarti Minggu sukacita Asal-usul penamaan ini mendasarkan diri pada antifon pembuka ekaristi yang tertulis: “Laetare Jerusalem” yang berarti bersukacitalah Yerusalem. Berasal dari kutipan kitab Yesaya 66:10, yakni: “Bersukacitalah hai Yerusalem, dan berhimpunlah kamu semua yang mencintainya! Bergembiralah dengan sukacita, hai kamu semua yang dulu berdukacita, agar kamu bersorak sorai dan dipuaskan dengan kelimpahan penghiburanmu!” Jika dihitung, Minggu Laetare berlangsung tepat 21 hari sebelum Minggu Paskah.
Sahabat terkasih,
Di hari Minggu Prapaskah keempat ini kita berjumpa dengan kisah penyembuhan orang buta sejak lahirnya (Yoh. 9:1-41). Kisah penyembuhan ini menegaskan betapa Allah sunggguh maha kuasa. Bagi Tuhan tak ada yang mustahil. Tindakan kuasanya mematahkan pendapat dan pandangan orang-orang Yahudi bahwa orang yang buta sejak lahirnya pasti terkait dengan dosa yang bersangkutan, orang tua atau saudara-saudaranya. Justru penyembuhan orang yang buta sejak lahirnya ini untuk menegaskan bahwa Allah mengerjakan mujizat dengan kuat kuasa-Nya melalui Yesus Sang Putera. Mererenungkan kutipan panjang hari ini, setidaknya ada dua (2) pesan keutamaan yang dapat kita renungkan,
Pertama, Allah kita sungguh luar biasa.Tak perlu takut dan khawatir jika kita sedang menghadapi pergumulan atau persoalan hidup. Kuasa kasih-Nya selalu mengalir bagi yang setia dan percaya.
Kedua, Sebagaimana Yesus mengerjakan pekerjaan Bapa, kita pun dipanggil untuk melakukan perbuatan yang sama yakni mengerjakan pekerjaan Tuhan: membawa terang, kasih dan kebaikan bagi sesama. Kehadiran kita dalam keluarga dan di tengah-tengah masyarakat hendaknya selalu membawa terang dan kebaikan. Sekecil apa pun kebaikan kita pasti akan sangat berguna bagi sesama dan berkenan di mata Tuhan. Marilah kita isi hari ini dengan menebarkan kebaikan itu kepada sesama kita. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Sakit gigi dapat disembuhkan, sakit hati tak selalu mudah dipulihkan. Karya Tuhan sungguh mengagumkan, yang buta sejak lahirnya pun Ia sembuhkan.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
1 Samuel 16:1b 6-7.10-13a
Efesus 5:8-14
Yohanes 9:1-41
Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab Yesus: “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia.” Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya: “Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam.” Siloam artinya: “Yang diutus.” Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek. Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu, adalah hari Sabat. Karena itu orang-orang Farisi pun bertanya kepadanya, bagaimana matanya menjadi melek. Jawabnya: “Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat.” Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu: “Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat.” Sebagian pula berkata: “Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mujizat yang demikian?” Maka timbullah pertentangan di antara mereka. Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang tadinya buta itu dan berkata kepadanya: “Katakanlah kebenaran di hadapan Allah; kami tahu bahwa orang itu orang berdosa.” Jawabnya: “Apakah orang itu orang berdosa, aku tidak tahu; tetapi satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat.” Kata mereka kepadanya: “Apakah yang diperbuat-Nya padamu? Bagaimana Ia memelekkan matamu?” Jawabnya: “Telah kukatakan kepadamu, dan kamu tidak mendengarkannya; mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi? Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?”Jawab mereka: “Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami?” Lalu mereka mengusir dia ke luar. Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: “Percayakah engkau kepada Anak Manusia?” Jawabnya: “Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepada-Nya.” Kata Yesus kepadanya: “Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!” Katanya: “Aku percaya, Tuhan!” Lalu ia sujud menyembah-Nya. (Yohanes 9:1-7, 14-16, 24-27, 34-38.)