Home KITAB SUCI & RENUNGAN HARIAN Pelita Hati: 20.09.2023 – Menjaga Tabiat

Pelita Hati: 20.09.2023 – Menjaga Tabiat

0

Sahabat pelita hati,

PELITA sabda hari ini mengingatkan kita agar selalu menjaga tabiat dengan menjaga adab dan adat, tidak seperti orang-orang Farisi dan ahli Taurat.  Mereka selalu memandang negatif orang lain [negative thingking].  Apa pun yang dilakukan Tuhan dan murid-murid-Nya selalu dinilai salah. Mereka suka mendudukkan diri pada tempat yang lebih tinggi dibanding yang lainnya. Merasa  paling suci dan paling paham tentang Kitab suci namun suka merendahkan sesama, apalagi yang dikategorikan sebagai pendosa. Terhadap pewartaan dan cara hidup Yohanes Pembaptis, mereka menuduhnya kerasukan setan, dan terhadap Yesus menilai sebagai pelahap dan peminum, karena tidak berpuasa.

Sahabat terkasih,

Rasanya isi hati para Farisi dan ahli Taurat sarat dengan rasa benci. Pikirannya kotor dan selalu menganggap orang lain keliru. Sebenarnya kita kasihan dengan orang-orang yang memiliki tabiat seperti ini, yang pikirannya telah dikuasai dan dicengkeram oleh pandangan dan penilaian buruk terhadap orang lain. Parahnya lagi, selalu mencari-cari kesalahan terhadap orang lain. Semoga kita dijauhkan dari tabiat para Farisi ini. Tak membenci tetapi mengasihi, tak menghujat tetapi selalu menjunjung harkat dan martabat sehingga hidup kita menjadi berkat. Tetap semangat dan jaga sehat, semoga selalu berlimpah berkat.

Udang galah di pasar Kranji,
harganya murah enak sekali.
Janganlah memupuk rasa benci,
hiduplah untuk saling mengasihi.
Inilah kisah para Farisi dan ahli Taurat,
yang tak mampu menjaga tabiat.
Marilah hidup setia dan taat,
agar selalu berlimpah betkat.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah DalemSt. Istata Raharjo,Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

————————————————————————————

Bacaan:

Timotius 3:14-16

Lukas 7:31-35


Kata Yesus: “Dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang dari angkatan ini dan dengan apakah mereka itu sama? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan yang saling menyerukan: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis. Karena Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan roti dan tidak minum anggur, dan kamu berkata: Ia kerasukan setan. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan kamu berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya.” 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version