Sahabat pelita hati,
SALAM seroja, sehat rohani-jasmani. Berkah Dalem.
Hukum Yahudi sebagaimana tersurat dalam Kitab Suci Perjanjian Lama melarang zinah dan perceraian. Perceraian adalah dosa yang melawan hukum Tuhan dan pengingkaran atas kasih-Nya. Kasih Tuhan kepada umat-Nya tak pernah berhenti. Demikianlah seharusnya menjadi pola dalam ikatan perkawinan. Tak boleh ada perceraian karena melanggar perjanjian. Tak ada satu alasan apa pun yang dapat membenarkan terhadap praktek perceraian.
Tuhan tak menghendaki adanya perceraian. Secara khusus rasul Paulus menggambarkan relasi dalam perkawinan itu sebagaimana hubungan antara Kristus dengan jemaat atau gereja-Nya (Efesus 5: 22). Di sinilah letak kesucian dan kekudusan perkawinan itu, yakni saling melengkapi dan saling menyempurnakan.
Sahabat terkasih,
Harus diakui bahwa membangun hidup berkeluarga bukanlah semudah membalikkan telapak tangan. Ada beragam tantangan yang harus dihadapi. Tak mudah menyatukan dua hati yang memiliki sederet perbedaan. Demikian juga butuh perjuangan untuk memegang teguh janji setia dalam suka dan duka maupun untung dan malang. Belum lagi persoalan menata ekonomi dalam keluarga, pendampingan iman anak dan hidup sosial kemasyarakatan.
Sahabat terkasih,
Semoga pelita sabda hari ini menjadi pengingat bagi keluarga-keluarga untuk tetap teguh dalam menghayati hidup perkawinan. Yang sedang bergumul dalam kesulitan agar dikuatkan. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Ke kebun binatang melihat jerapah,
lehernya panjang jenis hewan langka.
Yang dipersatukan oleh Allah,
tak boleh diceraikan manusia.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Yakobus 5:9-12
Markus 10:1-12
Pada suatu hari Yesus berangkat ke daerah Yudea dan ke daerah seberang Sungai Yordan. Maka datanglah orang-orang Farisi, dan untuk mencobai Yesus mereka bertanya kepada-Nya: “Apakah seorang suami diperbolehkan menceraikan isterinya?” Tetapi jawab-Nya kepada mereka: “Apa perintah Musa kepada kamu?” Jawab mereka: “Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai.” Lalu kata Yesus kepada mereka: “Justru karena ketegaran hatimulah maka Musa menuliskan perintah ini untuk kamu. Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” Ketika mereka sudah di rumah, murid-murid itu bertanya pula kepada Yesus tentang hal itu. Lalu kata-Nya kepada mereka: “Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah.”(Mrk. 10:1-12)