Bacaan: Za. 2:1-5,10-11a, Lukas 9:43b-45
Ketika semua orang itu masih heran karena segala yang diperbuat-Nya itu, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia.” Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya.
Sahabat pelita hati,
“ANAK Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia,” itulah nasehat Yesus kepada para murid dan khalayak yang mengikuti-Nya. Artinya, apa pun karya besar yang dilakukan Tuhan pada akhirnya harus berujung pada penyerahan diri-Nya. Pelita sabda hari ini mengajak kita untuk belajar dan bercermin dari sikap para murid Yesus yang belum atau tidak mengerti serta tidak berani bertanya tentang penderitaan Tuhan yang akan dialami. Para murid seperti enggan untuk jauh dari kebersamaan dan kenikmatan bersama Sang Guru, sehingga memilih untuk tidak tahu dan tidak mau tahu. Mereka merasa sangat nyaman bersama Tuhan dengan segala karya-karya-Nya yang tentunya mengundang banyak pujian orang. Mereka lupa bahwa Yesus harus menjalani perutusan melalui jalan perendahan diri, yakni jalan derita, jalan salib.
Sahabat terkasih,
Apakah kita juga akan mengambil sikap sebagaimana para murid? Apakah kita lebih senang mengambil jalan aman dan menyenangkan serta menghindar dari tantangan? Apakah selama ini kita sungguh memperjuangkan iman atau justru mengabaikannya? Sederet litani pertanyaan dapat kita tambahkan dalam permenungan kita. Singkatnya, seberapa besar kesetiaan kita mengikuti jalan Tuhan atau jalan salib-Nya. Memilih Yesus berarti juga harus siap mengikuti jalan salib-Nya. Tetapi ingatlah, salib dan Golgota bukan ujung akhir dari perutusan Tuhan, ada kebangkitan yang memuliakan-Nya. Kita pun harus meyakininya. Karenanya jangan menjadi lelah jika kita harus berjuang. Kalau kita setia hingga pada akhirnya, keselamatan kekal telah disediakan-Nya.
Kalau angin bertiup di darat, ambillah jala turunkan sampan. Jalan menuju selamat, tetap setia mengikuti Tuhan
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem**Rm.Istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)