Bacaan Lukas 9:1-6
Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang, kata-Nya kepada mereka: “Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. Dan apabila kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari situ. Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kamu, keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka.” Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat.
SAHABAT-SAHABAT pelita hati,
Kini kita berjumpa dengan kisah panggilan dan perutusan duabelas murid. Tugas utama para murid adalah mewartakan Kerajaan Allah. Tuhan memperlengkapi mereka dengan kemampuan untuk melakukan pengusiran setan dan penyembuhan sakit penyakit. Lalu Yesus menyampaikan sejumlah larangan yang harus dihindari oleh para murid, yaitu tak boleh membawa bekal seperti makanan dan uang, tongkat dan pakaian. Mengapa? Para murid harus fokus pada tugas perutusan dan tak boleh diganggu oleh aneka bekal dan urusan pribadi. Komitmen seorang murid harus fokus pada tugas perutusan pokok atau utama bukan kebutuhan pribadi. Di balik itu Tuhan ingin mengajarkan kepada kita bahwa dalam melaksanakan tugas perutusan kita harus percaya pada penyelenggaraan Tuhan melalui kebaikan orang.
Sahabat terkasih,
Bagaimana tugas perutusan ini kita maknai untuk hidup kita di zaman ini.
Pertama, Setiap dari kita, apa pun tugas dan panggilannya memiliki tanggungjawab untuk mewartakan kerajaan Allah. Apa itu kerajaan Allah? Rasul Paulus mengartikan, “Kerajaan Allah itu bukan soal makan dan minum, tetapi tentang kebenaran, damai sejahtera dalam terang Roh Kudus” (lih. Rom 14:17). Jadi setiap dari kita wajib untuk menghadirkan damai-sejahtera itu di mana pun dan kapan pun.
Kedua, kita harus fokus pada tugas utama perutusan kita. Bagi yang hidup berkeluarga harus fokus pada tanggungjawab menghadirkan damai-sejahtera di keluarga. Banyak yang demi mengejar karir melupakan kehadiran dan kebersamaan dalam keluarga, terutama melalaikan tugas sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anak mereka. Bagi yang menghayati hidup bakti/ panggilan khusus (biarawan-biarawati) juga harus fokus menjalin intimitas dengan Tuhan. Jangan sampai karena terlena dalam kesibukan hingga melupakan yang penting, yakni hidup dalam Tuhan. Sekali lagi, fokus pada tugas yang utama. Marilah kita awali hari dengan mendekatkan diri kepada Tuhan agar kita selalu diberi kekuatan menjalani tugas perutusan.
Anjangsana ke Panti Asuhan,
berbagi sembako dan kebutuhan harian.
Mari wartakan kebaikan Tuhan,
damai sejahtera dan kebenaran.
dari Papua dengan cinta,
Berkah Dalem, Rm.Istoto
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)