Sahabat pelita hati,
SALAM seroja, sehat rohani-jasmani. Berkah Dalem.
Masih dalam kegembiraan Natal, hari ini kita merayakan pesta Santo Stefanus, martir pertama Gereja. Pelita sabda hari ini menceritakan kisah dibunuhnya dengan keji Stefanus. Salah satu dari tujuh diakon pada waktu itu. Stefanus tak mundur selangkah pun dan tak takut terhadap hujatan banyak orang. Ia mempersembahkan hidupnya dengan indah dan menjadi martir pertama dalam Gereja.
Kisah kemartiran Stefanus dan narasi Injil hari ini seolah-olah memutus mata rantai sukacita Natal. Sama sekali tidak bertutur tentang kisah di seputar kelahiran Tuhan. Namun jika kita renungkan lebih mendalam sejatinya tidak sama sekali. Kemartiran Stefanus ini menegaskan bahwa para martir adalah orang-orang yang siap memberikan nyawanya demi Yesus, yang baru saja diperingati kelahiran-Nya. Tuhan yang lahir di tengah-tengah kita adalah Sang Penebus dan Sang Pengorban demi menyelamatkan manusia yang hidup dalam cengkeraman dosa.
Sahabat terkasih,
Kisah kemartiran Stefanus menegaskan betapa pentingnya mengobarkan semangat militansi dalam beriman. Meneladan para pejuang iman dan martir andalan Gereja di masa lampau. Kita ditantang untuk terus berjuang dan memperjuangkan iman hingga pada akhirnya. “Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat” (ay.22).
Semoga teladan hidup santo Stefanus yang tidak takut terhadap tantangan, mengobarkan semangat kita untuk semakin mencintai Tuhan hingga pada akhirnya. Mari wujudkan komitmen kita dalam perjuangan hidup sehari-hari. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Pohon pinus untuk natalan,
berjajar indah di pinggir jalan.
Santo Stefanus adalah teladan,
siap berkorban demi tegaknya iman.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Kisah Rasul 6:6-10; 7:54-59
Matius 10:17-22
Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.
Lalu katanya: “Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” Maka berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” (Kisah Rasul 7:54-59)Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu. Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. (Matius 10:17, 19-20, 22)