Sahabat pelita hati,
HARI Minggu setelah hari Natal, Gereja menjadikannya sebagai Hari Raya Keluarga Kudus. Saat kita memberikan penghormatan dan menyandarkan doa kita kepada keluarga kudus Nazarat, Yesus-Maria dan Yosef. Pelita sabda yang direnungkan adalah kisah Yesus dipersembahkan ke Bait Allah atau Kenisah. Ada beberapa butir permenungan yang dapat kita petik darinya, yakni:
Pertama, Keluarga Kudus Nazareth adalah keluarga yang amat taat dengan aturan agama dan adat-istiadat Yahudi. Maria dan Yosef mengikuti aturan yang telah ditetapkan seperti keluarga-keluarga lainnya. Nyata bahwa Keluarga Kudus tidak mengambil jarak dengan sesamanya dsn tidak ingin diistimewakan. Mereka pun membawa Yesus ke bait Allah karena Ia terlahir sebagai laki-laki sulung.
Kedua, peristiwa Yesus dipersembahkan ini juga dimaknai sebagai hidup Yesus seutuhnya yang dipersembahkan bagi Allah. Puncak dari persembahan diri-Nya adalah dengan menyerahkan diri di kayu salib.
Sahabat terkasih,
Marilah kita mempersembahkan keluarga kita kepada Tuhan sambil memohon agar keluarga kita senantiasa dimurnikan dan dikuduskan. Di tengah-tengah zaman yang penuh tantangan kita perlu menegakkan dan membentengi keluarga dari pengaruh negatif dan tetap menjaga komitmen kesetiaan keluarga. Selamat merayakan pesta keluarga kudus dan berkat Tuhan selalu melimpah.
Di sana ikan di sini ikan, ikan Cupang yang jadi pilihan. Kami hunjukkan dan kami persembahkan, hidup, karya dan pelayanan.
Ke Magelang jangan lupa beli tahu kupat, pedas manis sungguh nikmat rasanya. Anak itu bertambah besar, kuat, dan penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Kejadian 15:1-6; 21:1-3
Ibrani 11:8.11-12.17-19
Lukas 2:22-40
Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah”, dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: “Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan — dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri —, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.” Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.
Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya. (Luk 2:22-40)