Home BERITA Pemberkatan MRPD Paroki Air Upas, Wilayah Terjauh Keuskupan Ketapang, Kalbar

Pemberkatan MRPD Paroki Air Upas, Wilayah Terjauh Keuskupan Ketapang, Kalbar

0
Minggu, 23 Oktober 2022, Uskup Keuskupan Ketapang Mgr. Pius Riana Prapdi memberkati Gereja St. Maria Ratu Pecinta Damai Paroki Air Upas. (Dok. Paroki Air Upas via Romo Eltara Pr/Keuskupan Ketapang)

Rabu.9.11.22 “Pesta pemberkatan Gereja Basilika Lateran”.
Yoh 2:13-22 Berhentilah menjadikan Rumah Bapaku sebagai pasar….

Tanggal 23 Oktober 2022, bangunan baru Gereja Maria Ratu Pecinta Damai (MRPD) Paroki Air Upas diberkati oleh Bapa Uskup Keuskupan Ketapang: Mgr. Pius Riana Prapdi.

Jurung lumbung padi

Gereja yang didedikasikan kepada Bunda Maria Ratu Pencinta Damai in didesain oleh seniman lokal asli pedalaman dengan mengambil bentuk jurung lumbung padi. Inilah tempat menyimpan sumber makanan yang penampakannya dihiasi dengan aneka motif seni ukiran setempat.

Beberapa bulan sebelumnya, cuaca sangat tidak bersahabat. Hampir setiap hari hujan, namun tidak mengurangi anthusias umat untuk mempersiapkan dan menyambut hari yang istimewa tersebut.

Dua malaikat penjaga Gereja St. Maria Ratu Pecinta Damai (MRPD) Paroki Air Upas, wilayah parokial paling jauh di Keuskupan Ketapang, Kalbar; dengan waktu tempuh perjalanan darat selama 8-9 jam dari pusat kota Ketapang. (Romo Made Sukartia Pr/Keuskupan Ketapang)

Waktunya Tuhan berkuasa atas alam

Sehari sebelum pemberkatan, cuaca terang benderang hingga pk.12.00 waktu permberkatan. Banyak orang berkomentar, indah pada waktunya. Terimakasih Tuhan.

Di halaman pintu depan gereja, berdiri patung Bunda Maria di atas batu replika “Batu Banggi” yang sangat familiar di kalangan umat. 

Batu tunggal itu ada di area Ziarah Gua Maria yang bertengger di atas batu yang lain, berdiri dengan keseimbangan yang  sangat unik, sempurna dan sangat menggagumkan, sekaligus menggetarkan jiwa.

Batu Banggi

Setiap kali duduk memperhatikan, dan memandang batu itu, saya diingatkan betapa agungnya karya Tuhan.

Lebih dari itu setiap kali saya memandang batu itu, saya teringat akan dua loh batu yang berisi 10 Perintah Allah.

Kalau anda perhatikan di setiap pilar gereja yang jumlahnya sepuluh, terpatri 10 perintah Allah, untuk mengenang dan mengingat perjanjian Allah untuk umat kesayangan-Nya.

Terinspirasi oleh batu yang berdiri dengan keseimbangan yang sempurna, kami kemudian
mereplikasi (meniru bentuknya) dan dipindahkan ke tempat yang lebih strategis.

Di atas batu itu berdiri Bunda Maria Ratu Pencinta Damai yang menginjak ular dan topeng-topeng maksiat, yang seluruhnya bernuansa putih tanda damai dan cinta diatas segala galanya..

Gereja yang representatif dan Taman Batu Banggi kini menjadi historiae locus, sejarah wilayah rohani untuk mengenang kemuliaan dan kebaikan hati Tuhan yang telah menggerakkan begitu banyak orang mulia dan baik hati.

Dua tempat itu telah mengukir sejarah orang orang baik yang iklas berbagi.

Setiap tempat yang didedikasikan untuk kepentingan gereja kudus selalu memiliki kisah dan sejarahnya.

Hari ini, Gereja Semesta merayakan harijadi pemberkatan Gereja Katedral Roma oleh Paus Sylvester I pada tahun 324 M.

Gereja ini berfungsi sebagai tahta Paus sebagai Uskup Roma dan karenanya disebut “ibu dan kepala semua Gereja Roma dan dunia.

Dibangun zaman Kerajaan Bizantium, Gereja Basilika Lateran ini didedikasikan bagi St. Yohanes Pembaptis. Kemudian dikenal sebagai Gereja Lateran, karena dibangun di atas aset properti lahan milik keluarga Laterani yang disumbangkan bagi Gereja.

Peringatan akan pemberkatan Gereja Lateran ini mengingatkan kita semua akan keindahan, kesucian tempat tempat yang dikuduskan bagi persekutuan orang-orang beriman.

Tuhan Yesus telah mencontohkan agar tempat tempat ibadah digunakan sebesar besarnya untuk meluhurkan dan memuliakan nama Bapa-Nya.

Ia marah sekali ketika “altar Tuhan” dalam waktu bersamaan dipakai untuk “kegiatan pasar”, jual beli hewan, tukar menukar uang, pasti juga tidak ramah lingkungan karena sampah bertebaran di sana sini.

Mari kita mengambil inspirasi dan hikmah dari sejarah Gereja Basilika Lateran dan penghormatan Yesus terhadap tempat suci rumah Allah.

Altar adalah tempat persembahan suci, tempat kita sejenak mempersembahkan kembali kehidupan kita kepadaNya.

Pasar adalah tempat kita juga mencari kehidupan.

Kita jadikan altar sebagai sumber, motivasi, kekuatan rohani meminta kesehatan, memohon kekuatan hati untuk kemudian bergemul dengan kehidupan di tengah tengah pasar kehidupan.

Di pasar ada sumber makanan, ada sumber sandang, ada tukar menukar uang, ada tempat belanja, pendeknya tempat mendapatkan kekuatan jasmani.

“Berhentilah menjadikan rumah Bapa-Ku sebagai pasar,” tegas Yesus.

Yesus memporak-porandakan pasar yang tidak pada tempatnya. Ia ingin altar menjadi tempat yang suci, indah untuk kemudian menyongsong kehidupan yang penuh warna di wilayah pasar kehidupan kita.

Kita perlu mencintai gereja paroki kita dan menggunakannya sebaik baiknya. Gereja kita adalah tempat di mana kita berkumpul sebagai sebuah bentuk kebersamaan untuk memuji dan menyembah Tuhan, bersyukur atas berkat-Nya, mohon pengampunan dan hening barang sesaat untuk meninjau kembali kehidupan kita.

Baik buruk kehidupan kita kita kembalikan pada Dia asal segala kehidupan.

Dari altar menuju pasar menimba kekuatan jasmani.

Indah rumahmu Tuhan, ijznkan kami diam di hadirat-Mu sejenak.

Amin. Tuhan memberkati.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version