Bacaan 1: 1Tim 3:1-13
Injil: Luk 7:11-17
Dalam beberapa bulan lagi, Bangsa Indonesia akan memilih Presiden sebagai pemimpin negara dalam lima tahun mendatang. Sebagai seorang pemimpin, tentu saat didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) haruslah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
Diantaranya adalah masalah moralitas, rekam jejak dan integritasnya sebagai sebagai pemimpin.
Pemimpin harus menjadi model dan teladan, perilakunya patut ditiru atau baik untuk dicontohi. Dalam bacaan hari ini Rasul Paulus memberikan nasihat kepada anak dididiknya, yaitu Timotius.
Paulus membentuk dan memperlengkapi Timotius yang masih muda, dengan berbagai pengajaran dan nasihat untuk menjadikannya seorang pemimpin yang baik, di tengah jemaat yang sedang dikacaukan oleh para pengajar sesat.
Ada banyak kriteria sebagai penilik jemaat (pemimpin umat), suatu jabatan indah yang datangnya dari Tuhan dan diaken (pelayan jemaat), yang bertugas melayani umat.
Standar moralitas dan etika menjadi penekanan utama, agar dalam melayani umat tidak menjadi batu sandungan. Diantaranya adalah tidak berpoligami.
Tuhan Yesus mengajarkan tentang kasih kepada para murid-Nya dan juga kita semua. Menghibur orang yang sedang kesusahan dan memberikan harapan hidup bagi mereka yang putus asa.
Kehidupan janda di Yahudi pada zaman itu tidaklah bagus. Biasanya ia sangat bergantung pada anak laki-lakinya dalam menjalani hidup. Jadi bisa dibayangkan, ketika harapan satu-satunya (setelah ditinggalkan suami) juga harus pergi meninggalkannya.
Masa depan suram sudah menghantuinya.
Disinilah Tuhan Yesus menunjukkan belas kasihannya. Kepadanya Ia berkata, “Jangan menangis!” sebagai penghiburan. Dan kepada anak muda yang sudah mati (tidak memiliki hidup lagi), Tuhan berkata:
“Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!”
Tuhan Yesus sebagai Guru dan Pemimpin, telah memberi teladan bagaimana kita harus mampu mengembalikan harapan hidup orang lain yang telah hilang.
Pesan hari ini
Jadilah murid Kristus yang bisa menjadi teladan dalam segala hal (terutama moralitas dan etika), peduli dan memberi kasih bagi orang lain, sehingga orang mengenal Tuhan Yesus melalui perilakumu.
“Pimpinlah dengan memberi contoh, bukan dengan menunjukkan sampel.”