Bacaan 1: Ibr 3:7 – 14
Injil: Mrk 1:40 – 45
SEBELUM Covid-19 menyerang seluruh dunia, di pertengahan 1980-an dunia juga mengalami keguncangan hadirnya penyakit HIV/AIDS. Belum banyak informasi tentang penyakit tersebut saat itu, sama yang kita alami saat ini dengan virus Covid-19.
Orang-orang takut bersentuhan, namun jabat tangan Putri Diana ke seorang pasien AIDS berhasil membuka mata dunia.
Sambil tersenyuml ia menjabat tangan pasien HIV/ AIDS (BBC, 1/12/2917).
Putri Diana mengunjungi London Middlesex Hospital dalam rangka membuka unit perawatan pasien HIV/AIDS pertama di Inggris.
Jabat tangannya itu seakan ingin memberi tahu bahwa HIV/AIDS tidak menular lewat sentuhan.
John O’Reilly salah seorang perawat yang hadir dalam acara itu mengatakan, “Aksinya itu benar-benar mengedukasi masyarakat (tentang penularan HIV/AIDS).” tambahnya.
Dalam tradisi Yahudi, penderita kusta harus diasingkan dan tidak boleh disentuh. Injil hari ini, Tuhan Yesus menabrak tradisi Yahudi tentang penderita kusta tersebut. Bukan saja disingkiri namun Tuhan justru mau mengulurkan tangan-Nya, menyentuhnya dan menyembuhkannya.
Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: “Aku mau, jadilah engkau tahir.”
Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir.
Tidak sepenuhnya Tuhan menabrak tradisi karena peristiwa itu masih berlanjut. Tuhan menyuruhnya lapor kepada imam sebagai otoritas yang berhak menyatakan seorang kusta telah sembuh.
Tuhan juga menyuruhnya melakukan persembahan seperti yang diperintahkan Musa.
Orang kusta itu sembuh karena percaya kuasa Tuhan Yesus serta membiarkan Tuhan berkarya terhadap dirinya.
Maka Rasul Paulus menasihati jemaat Ibrani agar jangan mengeraskan hati saat Tuhan menyapa.
Nenek moyang bangsa Israel dihukum tidak boleh masuk Tanah Terjanji karena mereka terus mencobai-Nya dan mengeraskan hatinya selama empat puluh tahun perjalanan di gurun.
Padahal mereka melihat sendiri apa yang Allah kerjakan bagi mereka selama perjalanan itu. Namun tetap saja mereka sesat hati dan tidak mengenal jalan-Nya.
Pesan hari ini
Perlu edukasi yang benar terhadap Covid-19 agar tidak terjadi salah kaprah yang kemudian lantas menyingkirkan serta menolak penderita. Menjaga jarak bukan berarti menolak dan mengasingkan.
Penderita perlu dibantu dalam penguatan iman dan harapan agar tidak merasa disingkirkan. Dalam kasus berbeda, Tuhan Yesus dan Lady Diana telah memberi teladan dan edukasi penting tentang hal itu.
“Hiduplah menjadi bermanfaat bagi orang lain. Maka kebahagiaan akan mengalir dengan deras. Pakailah maskermu dan tetap jaga jarakmu (bukan menyingkiri).”